Lima Tantangan Industri Sapi Perah

Lima Tantangan Industri Sapi Perah

Foto: dok.istimewa/ilustrasi


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Beternak sapi perah di negara tropis seperti Indonesia, dihadang oleh kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Namun, tak sertamerta rendahnya produktivitas sapi perah domestik ditimpakan pada kondisi lingkungan, karena iklim hanyalah satu dari banyak faktor pencetus.

 

Ketua Umum GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) Dedi Setiadi menyampaikan bermacam tantangan industri sapi perah pada 10 tahun mendatang. Pertama, keterbatasan lahan rumput untuk pakan. Kedua, peternak masih kekurangan bibit yang bermutu. Ketiga penyait mastitis sub klinis yang masih menjadi momok bagi peternak.

 

“Tantangan yang keempat, yaitu bahan baku pakan konsentrat yang juga sangat terbatas, harga dan kualitasnya fluktuatif. Kelima, yakni modal, walaupun sekarang sudah bukan masalah sebab bank telah datang ke koperasi untuk menawarkan modalnya. Keenam, produktivitas sapi yang rata-rata hanya 13 liter per ekor per hari, dan kualitas susu juga masih belum maksimal,” ucap Dedi.

 

Di samping banyaknya tantangan persusuan yang dihadapi Indonesia, ia juga membeberkan peluang dari beternak sapi perah. Peluang yang begitu besar untuk melakukan usaha sapi perah, yakni berangkat dari fakta bahwa produksi susu nasional baru memenuhi 22 % dari kebutuhan susu nasional. Sehingga, masih ada prospek sebesar 78 % untuk digarap oleh peternak sapi perah lokal.

 

“Peternak sapi perah telah membuktikan ketangguhannya, yang dibuktikan dengan masih bertahannya peternak yang memulai usahanya sejak sekitar 1970-an sampai sekarang Potensi lainnya adalah peningkatan produktivitas sapi perah, sebab umumnya saat ini baru mencapai rata-rata produksi susu sebanyak 13 liter saja per ekor per hari, padahal potensinya bisa mencapai 20 liter per ekor per hari,” bubuh dia.

 

Menurut Dedi, di sini peran dokter hewan sangat diperlukan, supaya bagaimana caranya peternak dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas susu. Sehingga, peternak bisa meraih pendapatan yang lebih optimal. Peluang peningkatan kualitas susu, terutama total solid, protein dan menurunkan TPC (total plate count) masih sangat berpotensi besar.

 

“Peluang selanjutnya, ialah seperti di masa pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) sekarang ini yang membuat konsumsi susu masyarakat meningkat. Saya kira, peluang bisnis persusuan berikutnya yaitu berkaitan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, sebagai pasar yang potensial,” tandas Dedi. ed/bella


 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain