Foto:
Manfaat herbal bukan untuk pengobatan langsung melainkan sebagai tindakan preventif agar unggas tidak mudah terserang penyakit Sebagus apapun genetik pada unggas modern apabila tidak didukung dengan lingkungan yang memadai, maka performa pada unggas tidak akan optimal. Di lain sisi, unggas modern sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan.
Acap kali, unggas modern mudah terserang penyakit. Agar unggas modern lebih tahan terhadap gempuran penyakit, salah satunya dengan pemberian nutrisi yang mampu menjaga sistem metabolisme pada unggas sekaligus sebagai upaya preventif. Nasiruddin Miftahul selaku Business Development PT Ganeeta Formula Nusantara mengutarakan bahwa upaya preventif yang bisa dilakukan peternak guna membentengi unggas modern dari serangan penyakit dapat dilakukan dengan pemberian senyawa alami yang berasal dari tanaman(herbal). Fungsi herbal lebih kepada upaya preventif dengan zat aktifnya akan menstimulus imunitas pada tubuh unggas (imunomodulator).
“Adapun perbedaan dengan antibiotik yakni antibiotik lebih mengarah secara spesifik dalam hal pengobatan sekaligus membunuh mikoorganisme atau pe- nyakit di unggas,” ujarnya kepada TROBOS Livestock pada Kamis (23/6). Kendati demikian, menurut Nasiruddin,masih banyak peternak yang disinformasi terkait antibiotik. Salah satunya antibiotik yang mampu meningkatkan pertumbuhan pada unggas atau lebih dikenal dengan Antibiotic Growth Promoters (AGP).
Dia ceritakan, dulunya AGP tidak langsung berfungsi untuk meningkatkan produktivitas atau menambah bobot badan pada unggas. Tetapi, lebih kepada hal pengobatan yakni memulihkan kondisi unggas agar tetap sehat. Serta bersih dari bakteri yang mengganggu proses pertumbuhan sehingga metabolisme unggas bisa optimal.
“Alhasil, peternak banyak yang masih mispersepsi bahwa antibiotik mampu memacu pertumbuhan dan produktivitas yang dihasilkan lebih optimal. Runtutan informasi yang panjang ini lalu dipotong, sehingga antibiotik dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan serta menurunkan konversi pakan (FCR),” jabarnya.
Hal inilah yang menyebabkan peternak menggunakan AGP karena memiliki dampak besar bagi pertumbuhan unggasParahnya lagi, dosis yang diberikan dari awalnya yang rendah, karena belum memberikan dampak yang besar, lama-lama dosisnya dinaikkan dan terus bertambah.
Guna menyikapi hal itu, tutur Nasiruddin pemerintah sejak Januari 2018 telah melarang penggunaan AGP karena dikhawatirkan residu dan terjadi kekebalan (resisten). Sebab dua tersebut menjadi salah satu hal yang berbahaya di masa yang akan datang. “Adanya kekebalan beberapa mikroorganisme seperti bakteri menyebabkan bakteri tersebut mampu bertahan hidup bahkan berevolusi,” cetusnya.
Fungsi Herbal
Nasiruddin mengatakan penggunaan herbal tidak menyebabkan residu pada produk unggas yang dihasilkan. Artinya, ketika unggas telah dipotong lalu dagingnya dikonsumsi tidak akan menimbulkan residu pada manusia. “Herbal juga tidak menyebabkan resisten terhadap mikoorganisme atau penyakit pada unggas. Bahkan di herbal mampu mempercepat pemulihan infeksi ketika unggas terserang penyakit,” paparnya.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 274/Juli 2022