Prospek Beternak Ayam Arab

Prospek Beternak Ayam Arab

Foto: utas
Ayam arab dengan kandang tradisional

Pasar telur ayam lokal mempunyai segementasi pasar tersendiri, sehingga harganya cukup stabil dibandingkan telur ayam ras
 
 
Secara genetik, ayam arab tergolong galur ayam lokal unggul karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya, kemampuan produksi telur yang tinggi mencapai 250 - 260 butir per tahun dengan berat telur rata rata 40 - 45 gram, efisiensi pakan, dan daya seksual yang tinggi. Hal tersebut membuat sebagian masyarakat memanfaatkan ayam arab sebagai ayam petelur.
 
 
Namun saat ini usaha pembibitan maupun budidaya ayam arab tergolong sedikit peminat karena kurangnya informasi kepada masyarakat terhadap prospek usaha ayam arab. Berbeda dengan Taufik Gagan yang melihat bahwa ayam arab mempunyai peluang besar untuk di jadikan usaha. “Saya berkecimpung di dunia perunggasan, khususnya ayam arab  sejak  2003,” cetus pria yang akrab di sapa Gagan ini.
 
 
Berawal dari memelihara ayam arab hanya 15 ekor,  yang waktu itu bersamaan menjadi petani pepaya. “Saya memulai bisnis ayam arab ini, dari bantuan pemberdayaan masyarakat di wilayah tempat tinggal di wilayah Sumedang, Jawa Barat yang membagikan bantuan 15 ekor ayam arab per rumah tangga,’’ jelasnya.
 
 
Setelah itu, populasi ayam arab yang dipelihara Gagan bertambah hingga 100 ekor. Namun, karena sedikitnya informasi tentang pasar ayam arab, ia berhenti menjadi peternak ayam arab. Pada 2007, karena memiliki tekad serta keinginan sang ayah ingin berbudidaya ayam arab maka Gagan pulang ke Sukabumi, Jawa Barat dan memulai kembali beternak ayam arab.
 
 
‘’Saya mulai lagi dari 20 ekor, mulai fokus dan konsentrasi meskipun dengan berbagai permasalahan baik pakan maupun pasar. Sampai populasi berkembang mencapai 1.700 ekor, dan waktu itu permintaan telur ayam arab sangat tinggi,’’ katanya.
 
 
Seiring waktu populasi ayam arab Gagan jumlahnya berfluktuasi, hingga saat ini berjumlah 6.000 ekor, karena sedang pembangunan kandang. Sebelumnya dari 2010 sampai akhir 2019 mencapai 25.000 ekor. Ternyata, dengan kegigihan ia beternak ayam arab membuat warga sekitar tempat tinggalnya ikut – ikutan memelihara, tetapi manajemen yang tidak baik membuat mereka mengalami kebangkrutan. “Namun sejak 2011, saya membentuk kelompok pemuda tani bernama ‘Remaja Berkah” dan dengan usaha bersama serta dukungan dinas setempat mendapat kejuaraan kelompok tani tingkat nasional,” paparnya.
 
 
Manajemen Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan ayam arab, Gagan menuturkan kurang lebih sama dengan pemeliharaan ayam ras petelur (layer), hanya ayam arab jauh lebih ringan karena lebih tahan penyakit. Bahkan lebih kuat dari jenis ayam lokal lainnya. ‘’Karena lebih tahan terhadap penyakit jadi program vaksinasi tidak sebanyak ayam petelur, walaupun terjadwal hanya dua kali dalam satu periode yaitu masa produksi dan masa afkir,” jelasnya.
 
 
Lanjutnya, untuk kandang yang digunakan merupakan kandang baterai yang masih tradisional ukuran 4 X 25 meter. Hanya dalam hal manajemen pemeliharaan ditekankan biosekuriti yang cukup ketat,’’ ungkap Gagan.
 
 
Dia menyebutkan dengan penekanan biosekuriti dan manajemen pemeliharaan yang baik meskipun menggunakan kandang tradisional, kesehatan dan produksi ayam tidak terganggu apalagi mengalami penurunan. Sementara pakan tetap menggunakan konsentrat pabrikan, untuk menekan biaya produksi biasanya di campur dengan dedak. ‘’Untuk kebutuhan proteinnya kita budidaya maggot,’’ ungkapnya.
 
 
 
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 246/Maret 2020
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain