Nilai Ekspor Sapi Bakalan Australia Alami Penurunan di 2023

Nilai Ekspor Sapi Bakalan Australia Alami Penurunan di 2023

Foto: 


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM).Sebagai bagian dari komitmen guna mendukung para pemangku kepentingan di sektor swasta dan publik dalam pengambilan keputusan berbasis bukti, Indonesia Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) merilis Laporan Status Industri Indonesia-Australia Tahun 2023. Adapun laporan ini menyajikan ringkasan perdagangan bilateral antara Australia dengan Indonesia terkait sapi dan produk sapi di 2023 serta prospek perdagangan untuk 2024.

 

Dalam rilisnya pada Jumat (31/5) dikatakan, pada 2023 perdagangan bilateral untuk sapi dan daging merah dipengaruhi oleh faktor-faktor global. Termasuk konflik global yang tengah berlangsung, sehingga mempengaruhi rantai pasok dan biaya logistik, meningkatnya permintaan daging sapi dan produk daging merah lainnya, serta pengaruh harga di tingkat global. Ekspor daging sapi Australia secara global meningkat, namun ekspor sapi hidup menurun karena melemahnya permintaan di Asia Tenggara.

 

Nilai ekspor daging sapi ke Indonesia mencatat rekor tertinggi dan untuk pertama kalinya melampaui nilai ekspor sapi hidup. Sementara di Indonesia, biaya produksi dan logistik yang meningkat mempengaruhi profit yang diraih oleh usaha penggemukan sapi (feedlot) dan rumah potong hewan (RPH). Produksi sapi dalam negeri PUN dipengaruhi oleh penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Foot and Mouth Disease (FMD) atau penyakit mulut dan kuku (PMK), serta menurunnya jumlah ternak sapi secara nasional.

 

Faktanya, ekspor sapi bakalan meningkat, namun nilainya turun, di mana ekspor sapi bakalan Australia ke Indonesia sedikit meningkat dibandingkan 2022, yakni mencapai 339.414 ekor. Namun nilai tersebut jauh di bawah perkiraaan, mengingat rendahnya biaya sapi bakalan pada paruh kedua 2023. Nilai ekspor sapi bakalan Australia ke Indonesia juga turun dari AUD 553 juta di 2022 menjadi sekitar AUD 410 juta pada 2023.

 

Sementara itu, ekspor daging sapi Australia melonjak pada 2023, di mana ini untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, nilai ekspor daging sapi Australia ke Indonesia melebihi nilai ekspor sapi hidup. Nilai impor daging sapi Australia oleh Indonesia meningkat 45 % dibandingkan 2022, yakni mencapai AUD 564,7 juta, yang mana merupakan nilai tertinggi yang pernah dicapai.

 

Perusahaan feedlot di Indonesia mendapatkan keuntungan dari rendahnya harga sapi bakalan, di mana sepanjang 2023 harga sapi bakalan yang masuk ke Indonesia berada di bawah AUD 4,55 (USD3,00) per kilogram bobot hidup . Hal ini memungkinkan feedlot di Indonesia mendapatkan profit untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.

 

Berikutnya, jumlah ternak sapi di Indonesia lebih rendah dari perkiraan. Sensus populasi ternak sapi di Indonesia mencatat jumlah sapi yang lebih rendah, yakni turun dari perkiraan 18,6 juta ekor pada 2022 menjadi 11,3 juta ekor pada 2023. Perubahan jumlah ini sejalan dengan laporan tentang dampak PMK dan LSD, serta menurunnya ketersediaan sapi lokal selama lima tahun terakhir, termasuk sapi bakalan dari wilayah Indonesia Timur.

 

Adapun harga sapi dan daging sapi diprediksi meningkat pada 2024. Ternak sapi di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan kembali memasuki fase pertumbuhan pada akhir 2024 atau awal 2025, sehingga memberikan tekanan pada harga sapi dan daging sapi internasional. Peningkatan harga global diperkirakan akan terjadi pada sapi bakalan Australia, sebab pembeli domestik Australia dan ekspor akan bersaing untuk mendapatkan stok.Laporan tersebut dapat diakses di redmeatcattlepartnership.org/publications.bella

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain