Panduan Meningkatkan Produksi & Efisiensi Ayam Lokal

Panduan Meningkatkan Produksi & Efisiensi Ayam Lokal

Foto: 


Semarang (TROBOSLIVESTOCK.COM). Konsumsi daging ayam kampung di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, penggunaan ayam kampung unggul dan pemeliharaan ayam yang intensif menjadi salah satu solusi utama. Salah satu galur ayam lokal pedaging unggul yang banyak digunakan adalah Ayam Sentul Seleksi (Sensi) Agrinak.

 

Hasil penelitian Balai Penelitian Ternak menunjukkan bahwa ayam ini diseleksi dari rumpun ayam lokal Sentul yang berasal dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bobot hidup ayam jantan umur 70 hari mencapai 1.066 gram (g) per ekor, sementara yang betina mencapai 745 g per ekor, menjadikannya salah satu pilihan utama dalam produksi ayam kampung.

 

Namun, untuk mencapai produksi yang maksimal, ayam Sensi Agrinak masih menghadapi beberapa kendala. Hingga saat ini, belum ada standar pakan yang baku untuk setiap fase pertumbuhan, serta kondisi pemeliharaan yang ideal dengan kepadatan kandang dan lingkungan spesifik di Indonesia. Inilah yang menjadi latar belakang penelitian dari Franciscus Rudi Prasetyo Hantoro, seorang staf di Pusat Riset Peternakan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia.

 

Dalam penelitian yang dilakukan olehnya, beberapa variabel diamati dan dianalisis secara statistik, termasuk tinjauan keekonomian. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya ayam Sensi Agrinak dapat berproduksi dengan baik dan optimal dengan kepadatan kandang hingga 14 ekor per m2 dan level protein kasar pakan sebesar 16 %,” ungkapnya. Penemuan ini memberikan panduan praktis bagi peternak untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ayam kampung mereka.

 

Penelitian ini telah berhasil dipublikasikan dalam dua jurnal internasional terindeks Scopus, yaitu publikasi Sinta 3 dan paper pada seminar internasional. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan kontribusi signifikan pada ilmu pengetahuan dan praktik peternakan, tetapi juga mengantarkan Franciscus meraih gelar Doktor (Dr.) pada Program Studi S3 Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro (Undip).

 

Ia menjadi alumni ke-70 dengan masa studi 2 tahun 11 bulan dan meraih IPK 4, sebuah pencapaian yang mengesankan. Penelitian dan kontribusinya memberikan dampak positif tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi industri peternakan di Indonesia, terutama dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas daging ayam kampung yang semakin diminati oleh masyarakat.

 

Melalui penelitian ini, diharapkan peternak ayam kampung di Indonesia dapat mengadopsi praktik pemeliharaan yang lebih efisien dan produktif, sekaligus menjaga kualitas daging ayam kampung yang dihasilkan. Dengan demikian, kebutuhan akan daging ayam kampung yang terus meningkat dapat terpenuhi secara optimal, mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.shara

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain