Foto: dok.istimewa
Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Fase awal kehiduppan anak babi merupakan penentu dari keberhasilan bagi fase selanjutnya, untuk tujuan pembesaran meupun untuk breeder/replacement induk.
Diutarakan dosen Fakultas Peternakan Universitas Papua, Sangle Yohannes Randa bahwa pemeliharaan babi dimulai sejak fase pre starter. Kelompok atau kategori ini berada dalam masa menyusui, atau biasa disebut babi pra sapih.
“Umumnya, babi pre starter memiliki bobot badan 5 hingga 10 kg, dengan usia 30 – 50 hari,” kata dia dalam seminar virtual “Training Formulasi Ransum Babi” pada Selasa (16/3) melalui aplikasi Zoom.
Tantangan yang menghadang peternak ketika memberikan pakan anak babi adalah komposisi yang terdapat dalam ransum. Seringkali, kualitas ransum anak babi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu induk seperti rendah lemak, namun syarat akan karbohidrat. Dengan nilai kecernaan yang tidak sebaik laktosa, maka nutrisi pakan harus dilengkapi dengan laktosa.
Hal tersebut berkaitan dengan perubahan imunitas dari imunitas pasif ke imunitas aktif. Imunitas aktif akan menurun dalam waktu 3 minggu pasca lahir. Sedangkan, imunitas aktif berjalan lambat sampai babi cukup dewasa. “Karenanya penyapihan disarankan saat umur 3 – 4 minggu,” tambah dia.
Peranan Penting Susu Induk
Yohannes melanjutkan, target utama dari pemeliharaan anak babi atau piglet adalah mencapai pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan adalah pertumbuhan maksimal tersebut sulit dicapai.
Faktor yang menjadi penghambat adalah terbatasnya ketersediaan susu bagi anak babi yang baru lahir, dan kapasitas usus yang membatasi penyerapan nutrisi pada anak babi lepas sapih.
Selain itu, penyapihan yang dilakukan pun kadangkala berimbas negatif kepada si anak babi. “Mereka biasanya stres ketika melalui langkah ini. Kalau stres sudah terjadi, maka akan berdampak pada laju potensi pertumbuhan,” tambah pria yang juga menjadi Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Peternakan, Universitas Papua ini.
Demi menyediakan makanan bergizi sempurna bagi anak babi, susu induk rasanya menjadi hal yang pas untuk diberikan. Air susu induk, adalah sumber yang kaya akan imunoglobulin untuk menyediakan imunitas pada anak babi. Tentunya, hal tersebut akan menghindarkan anak babi dari ancaman penyakit atau patogen.
Lanjutnya, ada pula biopeptida yang membantu penguatan dan pengembangan sistem gastrointestianal dan merangsang pertumbuhan mikroflora sehat. Anak babi dengan berat badan 6 kg, lazimnya membutuhkan susu induk paling sedikit 310 gram.
Susu induk juga memiliki kelemahan pada peternakan komersil. Meskipun susu induk kaya lemak dan energi, namun rasio dan proteinnya juga rendah. Hal tersebit menyebabkan deposisi lemak yang terdapat pada anak babi lebih tinggi dibandingkan daging. Sedangkan, pada peternakan komersil kelebihan deposisi lemak tidak terlalu diinginkan.
Susu induk juga minim kandungan tembaga dan vitamin D. Sehingga, pada usaha peternakan komersil yang umumnya dilakukan di dalam ruangan atau indoor, diperlukan adanya suplemen besi, penyediaan vitamin dan mineral yang lengkap pada babi pre starter.
Selain susu induk, terdapat pula kolostrum yang tak kalah penting dan bermanfaat. Kolostrum merupakan susu yang paling awal disekresi pada 24 – 48 jam pertama setelah induk melahirkan. Kalau dibandingkan dengan susu biasa, kandungan yang terdapat di dalam kolostrum juga dinilai jauh lebih bermanfaat, yakni 3 kali lebih banyak protein, terutama imunoglobulin. Idealnya, anak babi mengonsumsi kolostrum pada jam-jam pertama setelah melahirkan.
Perhatikan Babi Bunting dan Menyusui
Dalam kesempatan yang sama, ahli nutrisi Indonesia dan mantan peneliti Balai Litbang Pertanian, Budi Tangendjaja mengingatkan pemberian pakan babi bunting dan menyusui juga tidak kalah penting.
Pada babi bunting, pemberian pakan bertujuan untuk perkembangan janin secara optimal, mempersiapkan induk untuk menyusui, dan mencapai target berat badan. Sehingga, semua induk mendapatkan ketebalan lemak punggung sebesar 18 – 20 mm saat melahirkan.
“Induk yang melahirkan sebaiknya diberi pakan sebanyak 2 kg untuk 72 jam pertama setelah melahirkan,” kata dia menekankan.
Lanjutnya, tujuan pemberian pakan pada babi menyusui tak lain adalah untuk memaksimalkan pertumbuhan sang anak, mengurangi kehilangan berat badan induk agar penampilan reproduksi mampu maksimal setelah penyapihan. Perbedaan bobot tubuh antara seekor induk dengan induk lainnya akan terlihat pada minggu awal menyusui.
“Tentunya, perbedaan tersebut terjadi karena beragamnya konsumsi pakan pada awal menyusuim” tukasi dia. Berlandaskan pada hasil penelitian yang dilakukan Aherne pada 2005, induk babi membutuhkan 2,7 kg pakan pada hari pertama sampai kedua setelah melahirkan. ed/ajeng