Foto: dok.ramdan
Bogor (TROBOSLIVESTOCK.COM). Palmofeed adalah produk paten turunan dari palm kernel meal (PKM), berfungsi sebagai bahan pakan sumber energi dan protein sekaligus sebagai bahan pakan fungsional.
“Palmofeed merupakan bahan pakan fungsional sebagai sumber energi dan protein. Fungsional dalam arti bahan - bahan aktif yang ada di dalam bahan pakan tersebut, diluar dia sebagai alternatif. Fungsional di PKM yaitu mannan oligosakarida (MOS),”ujar Prof Nahrowi Ramli, Dosen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB University pada seminar online dan offline “Mengulas Palm Kernel Meal Terolah (Palmofeed) sebagai Bahan Pakan Fungsional Sumber Energi dan Protein" di Hotel Santika Bogor, Jawa Barat (26/04).
Nahrowi mengatakan Indonesia memiliki PKM yang ketersediaannya terjamin sepanjang tahun dengan harga yang relatif bersaing. Lalu, kualitas kimia Palmofeed jauh lebih baik dari PKM. “Nutritionis dan formulator industri pakan dan peternak ayam self mixing perlu keberanian dalam menyusun ransum terbaik menggunakan Palmofeed,” ungkapnya. Bonus penggunaan Palmofeed selain kandungan MOS adalah secara formulasi, penggunaan bahan pakan lain sebagai sumber energi dan protein yang harganya mahal akan menurun.
Wahyu Darsono, Komisaris PT Buana Karya Noveltindo (BKN) menyebutkan perusahaannya telah menerapkan dan mengembangkan inovasi teknologi berbasis hasil penelitian dan paten tim peneliti IPB University tentang pemanfaatan bungkil inti sawit atau PKM sebagai bahan pakan alternatif sumber energi dan protein.
“Inovasi ini diberi nama "Palmofeed" sebagai produk inovatif yang diharapkan mampu memberi solusi atas dinamika industri pakan nasional khususnya terkait ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan berkelanjutan. Inovasi ini perlu disosialisasikan lebih luas sehingga memberi dampak signifikan terhadap kemajuan industri pakan dan pembangunan peternakan nasional,” terangnya.
Problematika Pakan
Industri pakan ternak termasuk rantai industri pangan yang sangat dibutuhkan manusia. Komponen pakan mempunyai peranan yang penting dan menempati nilai input terbesar dalam usaha peternakan. Namun demikian masih ditemukan berbagai tantangan dalam upaya penyediaan pakan yang berkualitas dan berdaya saing, sehingga keberadaan industri pakan masih belum optimal. Hal itu diutarakan Ketut Supastika Direktur PT BKN.
Pembicara dalam acara tersebut adalah Prof Nahrowi Ramli, Dosen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB University dan Sri Subekti dari Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) serta dihadiri Sekjen Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Makmun juga Rektor IPB University, Arif Satria.
Ia melanjutkan, kurs rupiah, indeks saham, dan konsumsi domestik yang anjlok serta perkembangan industri di tanah air pun melambat akibat wabah Covid-19. Pelaku industri peternakan khususnya perunggasan seperti pabrik pakan (feedmill) pun merasakan dampaknya.
Hal ini disebabkan beberapa macam bahan baku pakan yang masih tergantung impor terkendala suplai, logistik dan harga yang meningkat, diantaranya adalah feed additive (imbuhan pakan) dan vitamin serta bahan pakan asal tumbuhan sumber protein dan energi seperti soybean meal (SBM) dan corn gluten meal (CGM).
“Solusi atas dinamika tersebut diantaranya adalah pemanfaatan bungkil inti sawit atau PKM sebagai bahan pakan alternatif sumber energi dan protein,” ungkapnya. ed/ramdan