El Nino dalam Perspektif Mahasiswa

El Nino dalam Perspektif Mahasiswa

Foto: Istimewa


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Hasanuddin (Humanika Unhas), melaui zoom meeting mengadakan Webinar Nasional bertajuk ‘Meneropong Strategi Manajemen dan Mitigasi Pengaruh El Nino pada Dunia Peternakan’.

 

Koordinator Kajian Strategi dan Advokasi 2023, Muhammad Rafli Ramadan, menuturkan bahwa dalam sejarahnya El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti ‘anak kecil’. El Nino adalah anomalia iklim di wilayah pasifik yang ditandai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di samudra pasifik dan akan mengalami curah hujan yang rendah.

 

“Oleh sebab itu dengan adanya musim penghujan datang, apakah El Nino hilang? Pasalnya, tidak sedikit yang mengatakan seperti itu, tetapi kehadiran hujan belum tentu El Nino berakhir. Pada (21/10), Biro Meteorologi Australia mencatat bahwa puncak El Nino baru terjadi tiga bulan lagi. Hari ini kita akan merasakan El Nino sampai Tahun depan,”jelas Rafli.

 

Hal ini diungkapkan juga oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memprediksi El Nino moderat akan berakhir di Februari 2024. Pada Maret, El Nino masih ada tetapi sudah lemah semakin menuju netral.

 

“Sebenarnya El Nino akan berdampak pada seluruh sektor yang ada di Indonesia terutama peternakan. Pertama ketersediaan pakan ternak yang berkurang, dengan adanya tanda tersebut  sangat jelas bahwa Indonesia sedang dilanda kekeringan. Sehingga pakan ternak sulit didapat karena lingkungan yang tidak baik. Kedua kekurangan air bersih disebabkan oleh curah hujan yang rendah,” papar Rafli. 

 

Ia menjelaskan, seperti yang diketahui bahwa air merupakan fisiologi terbesar pada makhluk hidup mencapai seribu persen. Air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dan membantu proses pencernaan. Dapat disimpulkan bahwa dari ketersediaan pakan yang berkurang dan kekurangan air bersih, akan menganggu produktivitas ternak.

 

“Yang perlu kita lakukan untuk menghadapi El Nino yakni harus membentuk kesadaran kolektif dan menghemat air. Sedangkan yang mempunyai peternakan di skala rumah tangga mungkin bisa memperbanyak sumur bor untuk kebutuhan tenak itu sendiri, terakhir manajemen dan pengawasan ternak perlu ditingkatkan lagi. Apabila salah satu ternak tidak tahan dengan kondisi cuaca tersebut, maka kita harus mengontrol minimal 3 kali dalam sehari,” pungkas Rafli.roid

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain