Faktor Kunci Keberhasilan Closed House

Manajemen pemeliharaan broiler di closed house upgrade terbagi menjadi 8 bagian yaitu persiapan kandang, ventilation system,watering system,feeding system,litter,lighting system,panen, hingga monitoring dan evaluasi

 

Dalam beberapa dekade terakhir, peternakan modern telah menghadapi tantangan yang signifikan akibat fluktuasi iklim yang semakin tidak terduga. Di tengah ketidakpastian ini, banyak peternak mencari solusi yang dapat diandalkan untuk melindungi ternak mereka dan menjaga konsistensi produksi. Salah satu solusi yang semakin populer adalah konsep closed house (kendang tertutup) dalam pemeliharaan ternak, khususnya broiler (ayam pedaging).

 

Closed houseadalah sistem pemeliharaan ternak yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh lingkungan eksternal, seperti fluktuasi suhu dan kelembapan, serta paparan terhadap cuaca ekstrem. Dalam closed house, kondisi lingkungan di dalam bangunan dikontrol secara ketat menggunakan teknologi ventilasi, pemanasan, dan pendinginan yang canggih. Hal ini memungkinkan peternak untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan ternak.

Salah satu alasan utama mengapa peternak beralih menggunakan closed house adalah untuk mengurangi risiko terkait dengan fluktuasi iklim saat ini. Dengan memiliki kontrol penuh atas lingkungan ternak, peternak dapat mengurangi dampak dari perubahan cuaca ekstrem, seperti suhu yang ekstrem panas atau dingin, hujan deras, atau kelembapan yang tinggi.

Techincal Education and Consultastion PT Medion Farma Jaya (Medion), Suhut mengungkapkan pernyataanya tersebut pada kegiatan seminar dalam jaringan (daring) beberapa waktu lalu, dengan tema ‘Memaksimalkan Performa Broiler Closed House Upgrade’. “Manajemen pemeliharaan broiler di closed house upgrade terbagi menjadi 8 bagian, yaitu persiapan kandang, ventilation system,watering system,feeding system,litter,lighting system,panen, hingga monitoring dan evaluasi,” sebut Suhut.

 

Persiapan & Manajemen Kandang

Memulai pemaparannya, Suhut menerangkan, melalui persiapan kandang yang baik, maka peternak sudah memenangkan setengah pertempuran. Maka penting bagi peternak untuk mempersiapkan kandang yang akan diisi tadi dengan sempurna.

 

“Dari sisi kandang, manajemen ventilasi perlu menjadi perhatian. Mulai dari perhitungan kipas yang memiliki acuan dengan target wind speed broiler dewasa adalah 3-3,1 meter (m) per detik. Kapasitas udara maksimum dapat dihitung dengan luas penampang kandang yang dikalikan dengan kecepatan udara maksimum. Misalnya, lebar kandang 8 m dan tinggi 2 m, sehingga luas penampang kandangnya adalah 16 m². Luas penampang ini dikalikan dengan targetwind speed yaitu 3 m per detik, kemudian kita kalikan dengan 3.600, ini konversi dari detik ke jam. Maka kapasitas udara maksimumnya adalah 172.800 m³ per jam,” hitungnya.

 

Sementara jumlah kipasnya, tergantung dari kapasitas kipas yang akan dipasang. Misalnya, kipas dengan kapasitasnya 35.900 m³ per jam, maka untuk memenuhi kapasitas udara 172.800 m³ per jam membutuhkan 4,8 unit atau jika dibulatkan menjadi 5 unit kipas. Terkait ventilasi juga perlu memperhatikan area inlet. Area inlet ada target wind speed di area permukaan inlet.

 

Suhut mengimbuhkan, apabila peternak menggunakan cell pad yang standar, kecepatan udara bisa didapatkan di permukaan cell pad tersebut adalah 2,1 m per detik. “Akan tetapi, jika area inlet hanya menggunakan jaring ataupun paranet, tentu saja wind speed di permukanya relatif sangat rendah, hanya 0,4 m per detik, sehingga untuk mendapatkan area inlet yang baik sebaiknya menggunakan cell pad,” saran dia.

 

Kemudian penggunaan cooling pad juga penting sebagai pendingin udara yang mampu memanfaatkan penguapan air dan mampu menyaring udara yang masuk ke kandang. Cooling pad ini keunggulannya memiliki daya serap yang tinggi, tahan air, antijamur, dan efisiensi pendinginannya bisa mencapai 80 %.

 

“Lalu manajemen litter (sekam) juga tidak boleh terlewatkan dalam menunjang performa broiler di dalam closed house. Ketebalan litter beriksar 5-8 cm, tergantung dari kondisi di dalam kandang. Pastikan bahwa litter rata di semua area, litter juga bisa dibalik, ditambah, atau diganti tergantung dari kondisi di dalam kandang tersebut apakah terlalu lembap atau kering,” tandasnya.

 

Pada manajemen pencahayaan, ternyata hormon melatonin dan growth hormone diproduksi ketika ayam tidur dan digunakan untuk sintesa protein, sehingga pertumbuhannya akan optimal. Di samping itu, cahaya ternyata juga bisa mengubah perilaku dan aktivitas ayam terutama aktivitas makan dan minum. Jumlah intensitas cahaya harus mencukupi di setiap area, minimal 25 lux. Jarak pemasangan lampu pun harus sama dengan jenis lampu yang sama.

 

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 296/ Mei 2024

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain