Upaya Pemuliaan Kerbau Marongge

Upaya Pemuliaan Kerbau Marongge

Foto: 


Bandung (TROBOSLIVESTOCK.COM). Kerbau mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan sapi, sebab ternak ini mampu hidup di kawasan yang relatif sulit, terutama bila pakan yang tersedia berkualitas rendah. Menurut Dudi, Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran (Unpad), dalam kondisi buruk tersebut, setidaknya pertumbuhan kerbau dapat menyamai atau justru  lebih baik dibandingkan sapi, dan masih dapat berkembang biak dengan baik.

 

Jika melihat perannya sebagai penghasil daging, kerbau juga memiliki posisi cukup penting, mengingat daging kerbau dapat menjadi komplemen atau bahkan substitusi dengan daging sapi. “Berdasarkan kemampuannya untuk hidup dalam kondisi apa pun, tidak heran jika penyebaran kerbau di dunia cukup merata. Hal ini juga ditunjang daya adaptasi kerbau yang baik pada berbagai kondisi agroklimat yang ada,” ungkap Dudi.

 

Salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki jumlah populasi kerbau cukup baik adalah Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Di desa ini, populasi kerbau cukup banyak dan telah menyatu dengan kondisi alam, sosial, dan budaya setempat. Hal ini menjadikan kerbau di desa ini dinamakan kerbau marongge.

 

Dudi menjelaskan, saat ini populasi kerbau marongge perlu dijaga keberadaannya. Hal ini bertujuan agar kualitas genetik dari kerbau marongge dapat terjaga bahkan meningkat. Upaya tersebut dilakukan melalui aktivitas pemuliaan ternak.

 

Mengutip dari para ahli, pemuliaan ternak bertujuan meningkatkan produktivitas dari hewan tersebut. “Selain itu, aktivitas ini berkaitan erat dengan pembangunan masyarakat berkelanjutan dengan memperhatikan kesempatan peningkatan kesejahteraan dari ternak yang dimilikinya,” tandasnya.

 

Dari observasi yang dilakukan, Dudi menemukan bahwa upaya menjaga kualitas genetik kerbau marongge yang sudah dilakukan di masyarakat dilakukan secara sederhana. Prosesnya dilakukan tanpa catatan (recording) di atas kertas, melainkan catatan berulang yang dicatat dalam bentuk cap bakar pada tubuh ternak induk dan anaknya.

 

Dudi memaparkan, satu catatan yang diperlukan adalah bobot sapih atau bobot pada sekitar 6-7 bulan. Jika tidak ada timbangan dapat dilakukan dengan mengukur lingkar dada. “Ukuran lingkar dada tidak perlu diterjemahkan ke dalam taksiran bobot badan. Ukuran ini hanya dipakai untuk membandingkan satu anak kerbau dalam kelompok umur dan daerah yang sama,” terangnya.

 

10-20 % anak kerbau terbaik ditetapkan sebagai bibit pilihan dan diberi cap bakar A, seterusnya kelompok B merupakan sisa anak kerbau yang berukuran di atas rataan kelompoknya.  Induk dari anak kerbau kelas A diberi cap A pula.  “Selanjutnya bibit pilihan jantan dan betina dijadikan calon pejantan dan induk untuk menghasilkan generasi selanjutnya,” pungkasnya.shara

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain