ILDEX FORUM 2014 : Siap Tidak Siap, MEA Segera Tiba

Jogjakarta (TROBOS.COM). Siap tidak siap, era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah diujung mata. Integrasi ekonomi negara-negara Asia Tenggara ini adalah pertaruhan apakah akan berjaya menjadi pemasok atau tertindih sebagai pasar semata.

“Jika kita siap, maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pasarnya di kawasan ASEAN. Sebaliknya, jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka Indonesia justru akan menjadi pasar bagi komoditas negara-negara ASEAN,” papar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro saat membuka Seminar ILDEX Forum 2014 bertema “Membangun Perunggasan Indonesia yang Berdayasaing dan Berkelanjutan dalam Era AEC ”di Auditorium Fakultas Peternakan UGM 15 November 2014.

Pada acara yang digelar satu paket dengan pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) 2014 ini Syukur mengulas tantangan perunggasan yang pasti akan di hadapi dalam waktu yang tinggal berbilang hari.

Menurut Syukur tantangan yang pertama adalah ketergantungan Indonesia terhadap pakan impor seperti jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang, dan vitamin. Ketergantungan ini akan rawan terhadap fluktuasi pasokan dan nilai tukar rupiah.  

Tantangan kedua adalah gejolak harga yang sering terjadi dalam tataniaga unggas, termasuk harga DOC. Seringnya harga DOC tertekan di bawah BEP membuat pengusaha terutama breeding merugi. Sementara banjir pasokan bibit membuat harga livebird enjlok dan merugikan peternak.

Tantangan yang ketiga merupakan jawaban atas tantangan kedua, berupa hilirisasi produk untuk mengantisipasi gejolak supply dan demand. Investasi di sektor hilir perunggasan menjadi kunci menghadapi tantangan ketiga ini, disamping promosi dan edukasi kepada konsumen.

Syukur menerangkan tantangan keempat adalah membangun infrastruktur rantai dingin (cold chain). Minimnya infrastruktur ini akan menimbulkan ketidakefisienan dalam berproduksi sehingga menyebabkan biaya tinggi, dan pada gilirannya akan kalah bersaing di pasar yang semakin terbuka.

“Persoalan on-farm termasuk peningkatan produktivitas dan pengendalian penyakit merupakan tantangan kelima yang perlu diantisipasi,” terang Syukur.

Syukur menyatakan tantangan-tantangan itu tidak  bisa terselesaikan jika hanya mengandalkan peran pemerintah semata, atau pengusaha semata. Perlu kerjasama seluruh stakeholder di bidang perunggasan untuk bergandeng tangan, saling bahu membahu  menyelesaikannya.

“Jika tidak, pasar domestik dan peluang ekspansi yang terbuka ini akan dimanfaatkan oleh negara lain, terutama negara sekawasan yang memiliki daya saing yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Untuk itu Dirjen menghimbau segenap stakeholder perunggasan untuk meninggalkan ego sektoral, ego organisasi dan kepentingan pribadi dan kelompok untuk menghadapi tantangan ke depan yang semakin besar. Nuruddin

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +