Sapi Jersey Alternatif Tingkatkan SSDN

Sapi Jersey Alternatif Tingkatkan SSDN

Foto: usman


Sapi Jersey berasal dari negara tropis dan sangat cocok di Indonesia. Menjadi alternatif bagi peternak untuk meningkatkan produksi susu segar dalam negeri

 


Peternakan kedua PT Greenfields Indonesia di Wlingi, Blitar Jawa Timur telah diresmikan beberapa bulan lalu. Namun, tampak ada penghuni baru di Greenfields yaitu sapi perah jenis Jersey. Head of Farm Indonesia PT Greenfields Heru Prabowo mengatakan, sementara ini sapi perah Jersey ada 700 ekor dari total 2.500 ekor yang akan didatangkan dari Victoria, Australia.


Alasan utama mendatangkan sapi Jersey, diutarakan Heru karena berasal dari negara tropis, sangat cocok dengan kondisi alam yang ada. Sedikit berbeda dengan sapi Frieshian Holstein (FH) yang notabene dari kawasan negara sub tropis Belanda. Sapi FH sangat rentan menderita stres, sehingga produktivitas sapinya tidak optimal. “Maka itu, kita selalu berupaya mencari lokasi yang udaranya lebih dingin untuk sapi FH,” kata Heru kepada TROBOS Livestock


Performa sapi Jersey, sambungnya lebih bagus karena tahan stres di cuaca panas. Meskipun sapi Jersey ukurannya lebih kecil 10 - 15 % dari pada sapi FH. Misal, sapi Jersey dewasa bobotnya hanya 550 kilogram, sedangkan sapi FH bisa mencapai 660 kg.“Hanya, sapi Jersey pertama kali yang di datangkan ini bukan persilangan dengan genetik sapi lokal Indonesia tapi sapi asli impor sehingga perlu ada perbaikan genetik kedepannya untuk dapat beradaptasi di lingkungan Indonesia,” terangnya.


Jika dilihat dari sisi produksi, sapi Jersey bisa menghasilkan susu sebanyak 25 - 27 liter per ekor per hari, berdasarkan pengalaman peternak yang sudah pelihara sebelumnya. “Ekspektasi kita sekitar 27 liter per ekor per perhari, tapi kalau lebih dari itu lebih bagus,” imbuh Heru. Susu sapi Jersey memiliki keunggulan di total solid (TS) sebanyak 15 % lebih tinggi dibandingkan sapi FH. Sehingga cocok untuk diproduksi produk olahan seperti keju, krimer dan lain-lain.

 


Perbaikan Genetik Sapi Jersey
Direktur Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang, Enniek Herwiyanti mengatakan, Greenfields sudah bekerjasama dengan BBIB Singosari untuk perbaikan genetik sapi FH yang dilihat dari kualitas uji keturunan/progeny test untuk produksi semen bekunya. Untuk itu BBIB Singosari akan melakukan seleksi sapi Jersey di Greenfieds, sehingga bisa dilakukan proses kawin silang dengan sapi Jersey pilihan lainnya.


Enniek menerangkan, akan dipersiapkan sapi Jersey jantan umur 18 - 24 bulan. Kemudian  pedet Jersey yang baru lahir akan dikembangkan di BBIB. Sehingga kedepan bisa dilakukan seleksi baik dari performa, libido dan semen yang harus bebas dari penyakit yang sudah dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH).


Tapi kalau sapi Jersey sudah ada yang bagus di Greenfields, kata Enniek, tinggal diseleksi kemudian sapi pilihan akan ditarik di BBIB Singosari dengan proses penilaian terlebih dahulu selama dua minggu. Ia menambahkan, untuk mencegah inbreeding (kawin sedarah), semen beku dikawinkan dengan jarak dua tahun di derah pertama dan dipindahkan tempat lainnya.


Hasil catatannya akan disampaikan ke Komisi Bibit, Ditjen PKH, Kementerian terkait. Sebab jika rekam jejak garis keturunan genetik sapi Jersey bagus, sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan. “Kami akan suarakan terus kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen PKH. Supaya bibit anak jantan sapi Jersey bisa dipelihara,  sehingga kedepan dapat diproduksi semen bekunya,” ujar Enniek.

 


Peternak Rakyat
Enniek mengungkapkan dilematis bagi Indonesia ketika semen beku FH sudah swasembada, mencapai 2,3 juta semen beku FH di BBIB. Sementara populasi sapi perah di Indonesia sangat terbatas, itupun hanya numpuk di Pulau Jawa. “Makanya kami harus mengekspor semen beku FH keluar negeri,” tuturnya.

 

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 226/Juli 2018

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain