Kiat Menjadi Pelaku Breeding Sapi Potong

Kiat Menjadi Pelaku Breeding Sapi Potong

Foto: yopi
Tenaga kerja yang lebih banyak diperlukan pada sektor breeding, karena akan menangani kelahiran pedet

Syarat menjadi pelaku pembibitan atau breeding diantaranya mental baja, profesional dan konsisten. Adanya kolaborasi antara tenaga profesional, praktisi, dan akademisi merupakan kunci dalam keberhasilan breeding dalam negeri
 
 
Teknologi pengembangan sapi potong merupakan hal yang sangat kompleks. Meskipun terlihat sederhana, namun pembibitan dan pengembangan ternak ruminansia besar ini rupanya penuh dengan tantangan. 
 
 
Jika mengarah pada perkembangan, sebenarnya sejak 1999 perintah Indonesia sudah mencangkan swasembada. Program tersebut sudah dilakukan, namun hingga kini belum berhasil. “Kini ada program yang bernama Upsus Siwab (Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting). Menurut data dari Kementrian Pertanian, pada 2019 terjadi kenaikan populasi sebesar 5 juta ekor. Sehingga, program ini diperpanjang hingga 2020,” kata General Manager PT Kejora Pelita Semesta, Lieyo Wahyudi pada Jumat (12/6) di Malang, Jawa Timur.
 
 
Hingga saat ini, populasi sapi di Jawa Timur adalah 43 % dan sangat mendominasi stok sapi nasional. Artinya, Jawa Timur masih menjadi lumbung sapi tanah air. Kemudian, disampaikan pada September 2019 lalu, telah lahir 843.807 ekor hasil Inseminasi Buatan (IB) dengan perbandingan jantan dan betina 50:50. Berdasarkan fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya tepat pada September 2021 mendatang, kira-kira ada 421 ribu pejantan yang siap untuk dipotong. 
 
 
Produksi daging dalam negeri di 2019 rupanya menurun sekitar 1,5 %. “Berbagai pertanyaan pun akhirnya muncul. Apakah sapinya habis, atau memang ada korelasi dengan Upsus Siwab? Kalau memang ada, berarti ini cukup positif. Karena, Upsus Siwab mampu menghalau pemotongan betina produktif,” tambah alumnus Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) ini.
 
 
Konsumsi Daging Masih Rendah
Lieyo memaparkan jika tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia masih tergolong sedikit. “Masyarakat kita hanya mampu mengkonsumsi 2,5 kg per kapita per tahun. Jika dibandingkan dengan Malaysia sebagai negara tetangga, angka ini tentunya sangat rendah,” katanya prihatin. 
 
 
Dengan konsumsi daging yang masih sangat sedikit, Indonesia mengalami defisit daging dengan impor. Ketersediaan daging tidak sebanding dengan kebutuhannya. Diinformasikan, jika ketersedian yang ada hanya 400 ribu ton, sementara kebutuhannya melonjak di angka 700 ribu ton. Penanaman modal dalam negeri untuk peternakan memiliki jumlah yang terbilang sangat kecil, yaitu 9 % saja untuk sapi dan kerbau. 
 
 
Dosen Manajemen Reproduksi Fapet UB, Trinil Susilawati mengungkap bahwa tantangan terbesar yang dimiliki oleh sektor sapi potong adalah cukup tingginya angka impor yang ada, yaitu mencapai 48 %. “Kita yang kemudian harus memiliki komitmen tinggi agar masalah keterbatasan sapi ini bisa segera diatasi,” kata Trinil pada kesempatan yang sama. 
 
 
Syarat Menjadi Breeder
Menjadi seorang pelaku pembibitan atau breeder sapi potong tidaklah mudah, karena harus memastikan bahwa sapi berada dalam kondisi baik dari lahir hingga berproduksi. “Ada beberapa karakter yang wajib dimiliki oleh seorang pembibit. Yang pertama adalah mental,” tambah Lieyo semangat. Contoh sederhana yang mengharuskan si pembibit memiliki mental baja dimulai saat proses pembuntingan pada sapi. Dalam masa kebuntingan selama 9 bulan, pedet yang belum lahir ternyata mati. Tentunya, kasus tersebut menimbulkan kerugian yang cukup signifikan. Jika tidak ada mental pejuang, maka dapat dipastikan seorang pembibit akan langsung berhenti dan menyerah. 
 
 
Karakter selanjutnya adalah harus profesional dan konsisten. Pembibitan sapi potong terkenal sangat sulit dan memiliki perjalanan yang panjang. Untuk itu, diperlukan karakter tersebut agar tidak mudah terombang ambing saat berada di suasana terjepit. Tentunya, totalitas juga sangat diperlukan untuk selalu mendorong dan memotivasi diri demi menghasilkan produksi terbaik, yang kemudian berujung pada keuntungan yang besar. 
 
 
 
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 255/Desember 2020

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain