Bapanas Respon Harga dan Serapan Jagung di Kab Bima

 Bapanas Respon Harga dan Serapan Jagung di Kab Bima

Foto: 


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Menindaklanjuti Surat Bupati Bima Nomor 130.1/003/06.18 Tahun 2024 tanggal 16 April 2024 tentang Permohonan Penanganan Harga dan Serapan Jagung, Badan Pangan Nasional bersama stakeholder jagung (peternak, pedagang, dan pabrik pakan) telah melakukan kunjungan dan koordinasi dengan petani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), atau pelaku usaha jagung di Kabupaten Bima. Sebelumnya, Bupati Bima, Indah Dharmayanti Putri, telah mengajukan permohonan beberapa hal untuk perbaikan stabilitas pasokan dan harga jagung yang tengah dihadapi Kab. Bima saat ini.

 

Pertama, mengusulkan kiranya dapat menugaskan BUMN Pangan (Bulog) untuk melakukan pembelian terhadap komoditas jagung di Kab. Bima dengan harga yang wajar. Kedua, mengusulkan kiranya dapat membantu memfasilitasi distriusi pangan utamanya jagung ke off taker daerah konsumen. Ketiga, mengusulkan peninjauan kembali Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras,agar dapat disesuaikan dengan kewajaran harga saat ini dan diusulkan sebesar Rp 5.000 per kg.

 

Permintaan ini diusulkan sebab kian menurunnya harga jagung hingga Rp 3.800 per kg ditingkat petani saaat ini yang mengakibatkan kekhawatiran bagi masyarakat petani jagung di Kab. Bima. “Bahkan ada rencana untuk menggalang aksi demonstrasi menuntut kenaikan harga jagung yang sesuai serta kelancaran serapan jagung,” ungkapnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga, Badan Pangan Nasional, Maino Dwi Hartono, mengutarakan bahwa pihaknya juga telah memfasilitasi mobilisasi atau pengiriman jagung petani ataupun pelaku usaha jagung dari Kab. Bima ke asosiasi juga koperasi peternak layer (ayam petelur)di Pulau Jawa. Peyaluran jagung tersebut sampai dengan 28 Mei 2024 telah mencapai 341,22 ton dan masih terus berlanjut. Mobilisasi dalam rangka kerjasama jangka panjang antara petani sebagai produsen jagung agar dapat memiliki alternatif pemasaran langsung ke peternak yang membutuhkan jagung.

 

Namun, petani berhadapan dengan berbagai kendala dalam mobilisasi atau pengiriman jagung tersebut. Diantaranya tingginya biaya transportasi pengiriman jagung dari Kab. Bima ke Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur yang cukup mahal dan cenderung naik, yakni mencapai Rp 600-900 per kg untuk kendaraan truk atau fuso.

 

Hal ini dikeluhkan oleh asosiasi maupun koperasi peternak layer dikarenakan harga jagung menjadi tidak dapat bersaing dengan harga jagung lokal di Pulau Jawa. “Sehubungan dengan itu, untuk keberlanjutan penyerapan jagung petani atau pelaku usaha jagung di Kab. Bima oleh peternak layer, kami mengharapkan bantuan dan dukungan Bupati Bima sebagai alternatif solusi atas tingginya biaya transportasi pengiriman tersebut,” pungkasnya. shara

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain