Pilah-pilih Atap untuk Kandang Ayam

Atap sandwich panel dengan insulasi PU dipercaya mampu meredam suhu dalam closed house, membantu memberikan lingkungan ideal bagi hidup ayam. Tetapi harga mahal banyak dikeluhkan, sebagian lagi masih memilih atap plafon

 

Gagasan penyediaan closed house (kandang tertutup) untuk unggas, ditujukan dengan maksud menyediakan lingkungan yang ideal bagi hidup ayam secara kontinu. Ayam terhindar dari cekaman cuaca ekstrem di luar dan nyaman berada di dalamnya, sehingga akan memberikan feed back berupa performa yang optimal sesuai potensi genetik. Dan ujungnya, peternak pemilik akan dapat meraup untung yang sepadan dari usahanya budidaya ayam, baik itu broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur).

 

Closed house mensyaratkan terpenuhinya parameter-parameter standar tertentu untuk dapat disebut mampu menyediakan lingkungan sesuai kebutuhan ideal hidup ayam. Area Manager of East Indonesia PT Sierad Industries, Dhanang Purwantoro menyebut parameter vital yang ideal dalam kabin closed house antara lain suhu 27 – 280C, kelembaban di kisaran 70% dan kecepatan aliran udara 2,5 m/detik.

 

Dan atap, menjadi komponen krusial yang berkontribusi dalam pencapaian parameter-paramater tersebut, sehingga sebuah kandang layak menyandang nama closed house.

 

Sejauh pengalamannya sekian lama dan sekian banyak melayani pembangunan closed house bagi peternak broiler maupun layer, Dhanang Purwantoro mengelompokkan atap menjadi 3 golongan berdasarkan bahan yang dipakai. Ia memaparkan, golongan pertama adalah atap yang terbuat dari 1 lapis jenis bahan, misalnya seng, galvalume (material berbahan logam baja) atau asbes saja. Golongan dua, berupa atap berbahan sengatau galvalume yang berlapis insulasi sederhana. Dan lapisan insulasi dapat menggunakan aluminium foil, glasswool atau expanded polystyrene (EPS), sejenis bahan yang umum dikenal dengan styrofoam.

 

Sementara golongan ketiga, Dhanang menyebut istilah atap galvalume insulated. Tipe ini tebal dan padat, berupa lapisan kompleks yang memanfaatkan EPS dan polyurethane (PU) sebagai bahan insulasi.

 

Lebih lanjut Dhanang menjelaskan, untuk tipe atap golongan I dan II mensyaratkan beberapa kelengkapan. Pertama, tipe tersebut menuntut desain konstruksi yang kuat. Kedua, harus didukung desain sirkulasi udara yang bagus. “Supaya tercapai sirkulasi yang baik maka perlu tambahan cone di bagian atas kandang, atau penambahan kipas, atau dibuat adanya udara alami dari samping,” papar dia.

 

Yang ketiga, tipe ini perlu tambahan sprinkle (semprotan) air di atap. Selain itu, atap golongan I dan II menuntut mutlak adanya plafon karena aliran panas sebagian besar masih mampu menerabas tembus atap. Ruang kosong antara atap dan plafon merupakan penghambat aliran panas yang menjadikan kabin di bawahnya lebih dingin.

 

Dikatakan Dhanang, fokus utama fungsi atap adalah membendung panas dari atas, meredam paparan sinar matahari. Dan atap golongan III mampu membendung panas dari atas dengan maksimal sehingga suhu dalam closed house dapat turun signifikan. “Jadi jenis ini pilihan ideal,” katanya. Dhanang menyebut, atap berbahan insulasi EPS dan PU ini, tanpa  perlu plafon dipercaya dapat menurunkan suhu 3 – 50C  dalam kabin closed house.

 

Polyurethane Insulation
Praktisi perunggasan Teddy Chandra punya penjelasan sendiri. Ia mengatakan, saat ini kandang terutama closed house arahnya menggunakan zincalume sebagai atap karena lebih mudah pemasangannya dan struktur lebih ringan. “Seperti yang banyak digunakan untuk bangunan gudang,” kata dia. Teddy menjelaskan, zincalume adalah lapisan platyang dilapisi dengan zincdan sering disebut metal seed. Terbuat dari zinc dan alumunium, zinc dapat menahan panas dan menyerap panas tapi tidak dalam jumlah besarkarena ada alumuniumnya.

Dalam aplikasinya, lanjut Teddy, kandang dengan atap zincalume ada 2 tipe. Pertama, kandang tanpa plafon atau diistilahkan dengan A frime(konstruksi menyerupai huruf A), dan kedua adalah kandang dengan plafonyang diistilahkan dengan ceiling.

Pada kandang A frime, atap berfungsi sekaligus sebagai plafon. Ini menjadikan volume udara pada kandang tipe ini lebih besar ketimbang kandang dengan plafon. “Atap kandang A frimebiasanya menggunakan bahan PU (Polyurethane), bentuk luarnya bergelombang dengan lapisan tengah diberi PU,” terang Teddy.

 

Kondisi cuaca sekarang yang makin panas, tambah Teddy, menjadikan PU dipilih untuk fungsi meredam panas. Kalau zincalume hanya sedikit menahan panas, sedangkan PU mampu memblokir panas jauh lebih besar.

 

PU berupa bahan kimia seperti styrofoam yang disuntikan di antara lapisan metal, menjadi keras sehingga mudah dipasang tinggal dirakit. Densitas atau kepadatannya lebih rapat daripada styrofoam. Penggunakan PU mengadopsi metode pembuatan cooling room (ruang pendingin). PU dapat menahan suhu sehingga ruangan dalam pendingin tetap dingin. Artinya panas juga ditahan.

 

Yang belum banyak orang pahami, Teddy memberi catatan, material PU sebagai penahan panas tidak sebaik penggunaan sebagai penahan dingin. “Semakin dingin suhu, PU makin kuat,” ujarnya. Tetapi untuk suhu panas, di titik tertentu PU akan rusak. Sehingga sebagai penahan panas umur penggunaannya (life time) lebih pendek ketimbang sebagai penahan dingin.

 

Sandwich Panel Roof
PT Mitra Manunggal Selaras (MMS), adalah produsen atap berbahan zincalume sebagai lapisan metal di kedua sisi (atas dan bawah) dan PU sebagai insulasi di tengahnya. Direktur PT MMS, FX Triagus S Wibowo mengatakan, produknya ini banyak dikenal dengan sandwich panel roof. “Sekarang lagi tren rangka baja ringan dengan atap sandwich panel atau sering disebut panel roof,” ujar dia.

 

PT MMS sampai hari ini merupakan satu-satunya produsen dalam negeri untuk atap tipe sandwich. Penyebutan sandwich, karena memang bentuknya berlapis. Lapisan terluar terbuat dari metal, tengah ada insulasi yang berguna sebagai peredam suara dan peredam panas, dan lapisan bawah metal lagi.

 

Struktur ini, kata Wibowo, lebih efisien daripada struktur konvensional yang menggunakan atap metal dengan insulasi berupa glass wool atau alumunium foil. Dan bahan-bahan tersebut bersifat toksik atau beracun tidak baik untuk kesehatan ayam.

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi September 2013

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain