Harga Ayam dan Telur Stabil

Memasuki Agustus 2014 pergerakan harga broiler (ayam pedaging) di beberapa daerah terlihat membaik. Sejumlah peternak bisa meraih keuntungan dengan harga ayam yang sedikit di atas HPP (Harga Pokok Produksi). Adanya serangan penyakit membuat sejumlah peternakan mempercepat panen, sehingga ayam yang dijual ukuran kecil pasokannya banyak, sementara ayam ukuran besar pasokan agak kurang.

 

Menurut Setia Winarno, Peternak asal Bogor Jawa Barat, harga broiler untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) sepanjang Agustusberada di atas HPP.Ia menjelaskan, pada minggu pertama Agustus 2014 harga ayam mencapai Rp 15 – 16 ribuper kg. Minggu kedua harga meningkat cukup tajam di posisi Rp 20.200 per kg. Memasuki minggu ketiga dan empat hargasedikit turun menjadi sekitar Rp 19.500 per kg.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, sepanjang Agustus HPP antara Rp 15 – 16 ribu per kg dengan harga DOC (Day Old Chicken/ayam umur sehari)Rp 2 – 3 ribu per ekor. Memasuki minggu keempat harga DOC dikisaran Rp 4 ribu per ekor. Harga pakan sepanjang Agustus Rp 6.600 – 6.700 per kg.

 

Setia mengatakan, pasokan ayam ukuran idola di atas 1,6 kg agak kurang, karena ada sejumlah peternak yang panen cepat. Hal ini dilakukan karena ada indikasi serangan penyakit pada ayam umur 3 minggu. Penyakit yang mengancam yaitu CRD komplek dan gumboro. “Dengan demikian pasokan ayam ukuran 0,7 – 1 kg banyak.”katanya

 

Ia memprediksi September harga ayam akan melandai, seiring tidak ada hari libur nasional sepanjang bulan. Selain itu, semenjak pertengahan Agustus anak sekolah sudah masuk, sehingga konsumen lebih banyak untuk pengeluaran pendidikan.  

 

Memasuki September 2014, ia mewanti-wanti jika suplai DOC tidak dikontrol maka panen di September akan banjir, otomatis harga ayam anjlok. “Para peternak harus lihat kondisi dan memperkirakan kesimbangan permintaan dan pasokan ayam sebelum masuki ayam ke kandang,” kata Setiakepada TROBOS Livestock.

 

Sementara itu, harga broiler di daerah Palembang Sumatera Selatan sedikit lebih rendah. Menurut pelaku perunggasan broiler Palembang, Candra, harga broiler di Palembang dan sekitarnya sepanjang minggu pertama Agustus2014 berada di posisi Rp 17.500 per kg. Memasuki minggu kedua harga naik jadi Rp 18 ribu per kg. Lalu pada minggu ketiga harga kembali naik jadi Rp 19 ribu per kg.

 

Terus meningkatnya harga ayam, menurut Candra, karena pasokan DOC belum pulih pasca Lebaran. Produsen DOC banyak yang mengurangi produksi pada Lebaran dan September ini diperkirakan pasoka DOC pulih. Harga DOC untuk panen Agustus 2014 sekitar Rp 4.500 per ekor, sementara harga pakan di posisi Rp 7 ribu per kg.

 

Untuk wilayah Palembang dan sekitarnya, didominasi pasokan ayam ukuran di atas 1,5 kg sekitar 70 %. Sisanya diisi ayam ukuran di bawah 1,5 kg. Pasokan ayam ukuran di bawah 1,3 kg sempat kosong karena ada ancaman penyakit seperti coli dan pernapasan. “Meski demikian serangan penyakit umumnya masih dapat tertangani,” kata Candra.    

 

Harga Telur

Kondisi harga yang stabil dialami komoditas telur. Sepanjangan Agustus 2014 peternak layer (ayam petelur) untuk wilayah Jadebotabek masih bisa menikmati keuntungan. Seperti diungkapkan peternak layer asal Cianjur Jawa Barat, Agus Susanto, harga telurpada minggu pertama di posisi Rp 16.500 per kg. Harga ini naik tipis menjadi Rp 16.800 – 16.900 per kg pada minggu kedua. Harga melonjak memasuki minggu ketiga menjadi 17.800 per kg.

 

Sepanjang Agustus, menurut Agus, HPP berkisar antara Rp 13 – 15 ribu per kg, tergantung sejumlah komponen biaya produksi seperti pakan, DOC, dan populasi ayamnya.DOC layer dikisaran Rp 1.700 – 2.000 per ekor. Harga pakan jadi Rp 5.200 – 5.300 per kg, pakan konsentrat Rp 6.600 – 6.800 per kg, dan harga jagung sekitar Rp 3 ribu per kg.

 

Sementara harga ayam apkir sekitar Rp 18 ribu per kg. Umur apkir sekitar 80 – 85 minggu. “Sepanjang Agustus suplai ayam apkir berkurang, setelah Lebaran banyak keluar,” kata Agus. Ia memprediksi harga telur sepanjang September masih stabil.

 

Untuk wilayah Jogjakarta dijelaskan oleh peternaklayer setempat, Yudianto Yogiarso, harga telur pada minggu pertama di posisi Rp 15.500 per kg. Harga ini naik tipis menjadi Rp 15.700 – 16.900 per kg pada minggu kedua. Harga telur naik lagi memasuki minggu ketiga menjadi 16.800 per kg.

 

HPP Agustus, kata Yudi, sekitar Rp 16 ribu per kg. DOC layer dikisaran Rp 1.700 – 2.000 per ekor. Harga pakan jadi Rp 5.100 – 5.200 per kg, pakan konsentrat Rp 7.200 –7.350 per kg, harga jagung sekitar Rp 3.100 per kg.

 

Untuk harga ayam apkir di wilayah Jogjakarta dan sekitarnya Rp 21 – 22 ribu per kg. Umur apkir sekitar 80 minggu. Ia memprediksi harga telur sepanjang September akan melandai, seiring sudah masuk tahun ajaran baru bagi anak sekolah.

 

Lalu untuk pergerakan harga telur di wilayah Sulawesi Selatan(Sulsel), dijelaskan Matalattapeternak layer di Kabupaten Soppeng(Sidrap) Sulselharga telur pada minggu pertama di posisi Rp 26 ribu per rak (isi 30 butir atau setara 1,7 kg). Kemudian merangkak naik jadi Rp 27.000 per rak pada minggu kedua. Lalu naik lagi jadi Rp 28.000 per rak pada minggu ke tiga.

 

HHP telur di wilayah Sulsel, kata Matalatta sekitar Rp 550 per butir. Untuk harga DOC layer yang produksi lokal Sulsel sekitar Rp 3.500 per ekor dan pullet Rp 52.500 umur 16 minggu. Harga pakan jadi Rp 5.500 per kg, harga konsentrat Rp 7.000 per kg, dan jagung Rp 3.200 per kg.Ia menambahkan, apkiran layer rata-rata dijual dengan harga Rp 23 ribu per ekor. Harga ini naik dari bulan sebelumnya sebesar Rp 20 ribu per ekor. Ia memprediksi September daya beli masyarakat menurun, harga telur pun terkoreksi, meski demikian peternak masih bisa meraup untung.

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 180 / Sept 2014

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain