Harga Ayam Telur Tiarap

Memasuki Maret 2015 pergerakan harga broiler (ayam pedaging) di beberapa daerah terlihat masih di bawah HPP (Harga Pokok Produksi). Setelah pada Januari sampai pertengahan Februari para peternak masih bisa menikmati keuntungan, menjelang akhir Februari sampai akhir Maret 2015 harga broiler terjun bebas.

 

Diungkapkan Pinkan Pujirahayu peternak broiler asal Ciseeng Bogor harga ayam ukuran rata-rata 1,5 kg per ekor pada minggu pertama antara Rp 15 – 16 ribu per kg. Memasuki minggu kedua harga tersebut turun jadi Rp 14 ribu per kg. Lalu pada minggu ketiga harga turun lagi antara Rp 13 – 14 ribu per kg.

 

Sepanjang Maret HPP antara Rp 15 – 16 ribu per kg dengan harga DOC (Day Old Chicken/ayam umur sehari) Rp 4.000 – 4.500 per ekor. Harga pakan terjadi kenaikan per 16 Maret 2015 sebesar Rp 200 per kg. Kisaran harga pakan jadi sekitar Rp 6.900 per kg. “Kalau soal harga pakan kita nggak bisa berbuat banyak, yang pasti HPP akan naik lagi,” kata Pinkan.

 

Menurut Pinkan tertekannya harga broiler murni karena pasokan yang berlebih. Sementara permintaan pasar relatif stabil bahkan tetap ada kenaikan, meski tidak sebanding dengan kenaikan pasokan broiler. “Kami tidak mengharapkan untung yang terlalu besar, yang penting harga masih di atas HPP jangan anjlok seperti sekarang,” ungkapnya.

 

Hal senada diutarakan Kuswoyo, peternak broiler di Serang Banten. Harga broiler sepanjang Maret 2015 tertekan antara Rp 13.500 sampai Rp 14 ribu per kg. Sementara dari hitungannya HPP sekitar Rp 16.500 sampai Rp 16.700. Harga DOC pada Maret ini antara Rp 4.250–4.500 per ekor. Untuk harga pakan ada kenaikan Rp 200 per kg.

 

Dari informasi yang didapatkan, kata Kuswoyo, kenaikan harga pakan disebabkan turunnya pasokan  bahan baku pakan dunia. Kondisi ini diperparah dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah sepanjang Maret 2015. “Saya pikir momentum kenaikan harga pakan ini tidak tepat, karena harga ayam sedang anjlok,” ujarnya.

 

Ia menilai, terpuruknya harga ayam bukan karena permintaan pasar turun, melainkan suplai yang berlebih. Kuswoyo melihat isu pemotongan produksi DOC nyatanya tidak terbukti. “Produksi ayam masih membanjiri pasar,” katanya. Ia memprediksi bulan depan harga ayam masih akan terpuruk jika tidak ada langkah mengurangi pasokan ayam.

 

Ia berharap perusahaan integrator perunggasan bisa menjaga keseimbangan pasar termasuk perlu ada ketegasan dari pemerintah terkait pemangkasan DOC. “Kalau kondisi ini terus berlangsung peternak mandiri kian habis, yang tersisa hanya peternakan kemitraan dan integrator,” kata Kuswoyo.

 

Kuswoyo juga berharap agar keharmonisan yang selama ini dibina antara pihak integrator dengan peternak mandiri terkait kontrol produksi DOC, kampanye peningkatan produksi ayam telur, serta penolakan impor ayam Brazil harus ternodai langkah perusahaan yang mencari keuntungan sendiri. “Jangan sampai peternak putus asa dan malah mendorong ayam luar masuk, nanti yang rugi semua insan perunggasan,” pesannya.

 

Terkait peran pemerintah, kata Kuswoyo, perlu ada campur tangan. Infonya, Kementerian Perdagangan tengah menyiapkan aturan untuk pemotongan produksi DOC. Aturan ini cukup positif asalkan penegakannya juga tegas. “Pasokan DOC juga bisa dikontrol sejak awal dengan membatasi impor indukan (GPS) yang ada oleh Kementerian Pertanian,” ujarnya.

 

Selama ini, ia menilai, perkembangan dan tata niaga industri perunggasan nasional dibiarkan jatuh bangun sendiri oleh pemerintah. Padahal, ketergantungan masyarakat terhadap komoditas ayam dan telur dari waktu ke waktu kian besar. “Kalau sampai produksinya terganggu karena peternak banyak yang kolaps bisa meresahkan masyarakat.”   

 

Ia menambahkan, pasokan ayam yang berlebih dari peternakan yang dikelola perusahaan integrator seyogyanya dipasarkan dalam bentuk olahan, sehingga tidak mengganggu pasar becek. “Lalu peluang ekspor produk ayam yang sudah mulai terbuka juga sebaiknya digarap serius oleh integrator dengan dukungan pemerintah,” kata Kuswoyo.

 

Harga Telur

 

Kondisi harga telur tidak lebih baik dari harga ayam. Seperti diungkapkan peternak layer (ayam petelur) asal Cianjur Jawa Barat, Agus Susanto, harga telurpada minggu pertama Maret 2015 di kisaran Rp 16 ribu per kg. Kemudian minggu kedua menjadi Rp 15 ribu per kg. Minggu ketiga dan keempat harga telur turun lagi di kisaran Rp 13.200 sampai Rp 14.500 per kg.

 

Sepanjang Maret, HPP berkisar di Rp 15 ribu per kg, tergantung sejumlah komponen biaya produksi seperti pakan, DOC, dan populasi ayam.DOC layer di kisaran Rp 4.500 – 5.000 per ekor. Harga pullet Rp 35 ribu per minggu. Harga pakan jadi Rp 4.800 per kg, pakan konsentrat Rp 6.700 per kg, dan harga jagung sekitar Rp 2.900 – 3.200 per kg.

 

Sementara harga ayam apkir sekitar Rp 9 – 11 ribu per kg. Umur apkir sekitar 90 – 100 minggu. Ukuran ayam apkiran sekitar 2 kg per ekor. Ia optimis harga telur bulan depan akan membaik. “Pergerakan harga telur tergantung dari banyaknya stok apkiran yang keluar bulan ini, kalau stok apkiran habis bulan ini harga telur bisa membaik bulan depan,” kata Agus.

 

Terkait cuaca yang mulai sering hujan, kondisi ini lebih baik ketimbang serangan panas yang terlalu tinggi seperti bulan sebelumnya. “Dengan kondisi ini diharapkan produksi telur bisa lebih stabil,” ungkap Agus.

 

Sementara untuk wilayah Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan, dijelaskan oleh peternaklayer setempat, Fatahuddin, harga telurpada minggu pertama Rp 32 ribu per rak (isi 30 butir), lalu minggu kedua Rp 30 ribu per rak, minggu ketiga Rp 28 ribu per rak, sampai minggu keempat turun lagi jadi Rp 24 ribu per rak. Untuk HPP Maret 2015 sekitar Rp 27 ribu per rak.

 

Harga DOC layer di kisaran Rp 4.500 per ekor. Harga pullet Rp 43 ribu per ekor umur 13 minggu. Harga pakan jadi sekitar Rp 4.500 per kg, pakan konsentrat Rp 7.300 per kg, katul Rp 2.400 per kg, dan jagung Rp 3 ribu per kg. Untuk harga ayam apkir di wilayah Sidrap dan sekitarnya Rp 20 ribu per ekor (ukuran 2 kg). Umur apkiran sekitar 24 bulan atau 96 minggu. Ukuran ayam apkiran sekitar 2 kg per ekor.

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 187 / April 2015

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain