FKH IPB Gelar Simposium Nasional Farmakologi

FKH IPB Gelar Simposium Nasional Farmakologi

Foto: yan
FKH IPB Gelar Simposium Nasional Farmakologi

Bogor (TROBOS). Bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Darmaga Bogor, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), menyelenggarakan Simposium Nasional Farmakologi yang pertama (19/7). Simposium yang mengangkat tema “Eksplorasi Substitusi Antimikrobial Growth Promotor (AGP) untuk Menunjang Kesehatan Semesta” ini melibatkan berbagai pihak, diantaranya akademisi, praktisi, peternak, peneliti, pengusaha dan pemerintah.

 

Ketua Panitia Min Rahminiwati mengatakan, simposium ini merupakan kegiatan perdana sebagai ajang silaturahmi dan diskusi akademisi, perusahaan, dan pemerintah. Dengan mengangkat tema tersebut, tujuan simposium ini membahas isu terbaru terkait dunia kesehatan dan masalah dalam dunia kedokteran hewan, sehingga mendapatkan solusi untuk menghadapi berkembangnya resistensi  AGP. “Melalui simposium ini kami berharap diperoleh solusi untuk menghadapi berkembangnya resistensi AGP dan antimikrobial. Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah untuk menunjang kesehatan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

 

Sementara Prof Srihadi Agungpriyono menuturkan, antimikrobial merupakan obat utama yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit pada hewan dan manusia. Obat tersebut biasa digunakan sebagai terapi penyakit, pencegahan penyakit, dan pemacu tumbuh atau sering disebut juga AGP. Penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dan tidak sesuai prosedur masih cukup tinggi di dunia peternakan, sehingga terjadi resistensi mikroba terhadap antibiotik tersebut. Begitu pula halnya dengan penggunaan AGP yang sangat sulit untuk dikurangi apalagi dicegah. Permasalahan ini membutuhkan suatu solusi berupa produk yang mampu memacu pertumbuhan ternak tanpa menimbulkan resistensi.

 

Dekan FKH IPB ini menambahkan, baik pemerintah, swasta dan kalangan akademisi memiliki peran penting sebagai pelopor dalam pengendalian resistensi antimikrobial. Peran pemerintah yaitu menyusun kebijakan tentang pembatasan penggunaan antibiotik dan memfasilitasi berbagai instansi untuk menemukan substitusi AGP; pihak swasta berperan untuk menyediakan, memproduksi, dan mendistribusikan produk substitusi AGP; peran perguruan tinggi dalam melakukan penelitian untuk menemukan substitusi AGP ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. yan

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain