Catatan Penting Manajemen Brooding

Catatan Penting Manajemen Brooding

Foto: 


Brooding menggantikan fungsi induk, memberikan kenyamanan dan keamanan, sehingga menghasilkan ayam yang sehat. Ayam sehat mampu menampilkan performans yang tinggi, ditunjukkan dengan pertumbuhan bobot badan, konversi pakan dan keseragaman yang merata

 

Teknologi  brooding yang semakin modern,ditunjang dengan perlengkapan, peralatan dan pengaturan yang membutuhkan ketelitian, ketepatan dan ketelatenan. Sebagaimana dituturkan oleh Rahmad Susilowarno, pemilik Berkah Putra Chicken Farm, Bogor,Jawa Barat, bahwaperiode brooding merupakan tonggak perkembangan kerangka dan organ tubuh, melalui mekanisme hipertropi dan hiperplasia. Hiperplasia adalah perbanyakan jumlah sel, dan pada periode berikutnya dilanjutkan dengan hipertropi atau perbesaran ukuran sel. Pada ayam pedaging (broiler), performaselama periode brooding dioptimalkan, untuk memanfaatkan periode emas hipertropi dan hiperplasia ini.

 

“Sebab setiap selisih 10 gram bobot badan pada pekan pertama pemeliharaan, akan terkonversi menjadi bobot panen 70 - 100 gram pada pekan kelima atau umur 35 hari,” ungkapnya pada seminar online Mimbar TROBOS Livestock #44 “Konsistensi Manajemen Brooding pada Broiler” yang digelar daring oleh TComm dan disiarkan kanal youtube AgristreamTV pada 26 Maret 2024. Selain Rahmad Susilowarno, tampil sebagai pembicara Faizal Andri, Dosen Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan Suhut, Technical Education & Consultation PT Medion Farma Jaya.

 

Persiapan & Monitoring DOA

Menurut Rahmad, persiapan harus sudah matang sejak sebelum DOC (ayam umur sehari) datang. Monitoring secara menyeluruh dilakukan sejak day on arrival (DOA), 24 jam pertama DOA, pekan pertama, hingga akhir masa brooding. Sebelum day on arrival (DOA, hari kedatangan DOC) persiapan yang harus dimonitor antara lain luas brooding, ketercukupan tempat pakan (baby chick feeder) dan minum, kemudian kesiapan petugas kandang. Semua sudah bersih, ditata sedemikian rupa dan dipastikan berfungsi. “Sehingga begitu DOC datang bisa kita tangani dengan semestinya,” ungkap dia.

 

Saat DOC datang, kondisi DOC harus diamati secara menyeluruh, bobot DOC ditimbang dan dihitung jumlahnya. “Selanjutnya diambil sampel DOC, beberapa boks, sesaat setelah datang. Kemudian ditimbang, dihitung uniformity (keseragaman bobot badan). Seharusnya angkanya di atas 80%,” tandas dia.

 

Suhut menegaskan uniformity is money, keseragaman ayam adalah uang. Sebab, keseragaman ukuran ayam menentukan performa akhir, bahkan menentukan segmen pasar, harga jual dan bobot total panen akhir. Jumlah panen dalam satuan ekor yang sama, jika tingkat keseragamannya tinggi tentu akan lebih berat tonase panennya daripada  populasi yang keseragamannya rendah.

 

Faizal memaparkan, tidak kalah vital, suhu tubuh DOC (temperatur rektal) harus dicek, sampai dengan 6 jam setelah datang biasanya kurang dari 39,5 oC. “Maka suhu brooding disesuaikan 33oC - 34oC agar suhu rektal pada 24 jam pertama tercapai 39,5oC – 40,5oC. Kalau kurang dari itu, biasanya ayam tidak nyaman sehingga enggan makan minum. Kalau DOC kepanasan, suhu rektal bisa di atas 41oC,” sebut dia. Pada awal fase brooding ini, suhu turun 0,5 oC saja sudah menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ayam, sehingga dianggap sebagai masa kritis. Sekali pengaturan meleset, feed intake dan water tidak tercapai, sehingga target early intake / feeding optimal tidak tercapai.

 

Diuraikan Rahmad, early intake dimonitor dari tingkat keterisian tembolok, dengan cara memijit crop. “Kita cek dengan sampling kira-kira 100 ekor ayam. Pada 24 jam pertama, tembolok harus sudah terisi minimum 95%. Sebelumnya, pada 8 jam pertama itu sudah harus 85%, dan 6 jam pertama minimum 70%.” jelas dia. Demikian pula water intake harus optimal, harus terus diamati, jangan sampai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

 

Uniformity

Rahmad menjelaskan, pada awal fase brooding sejak DOA sampai dengan umur 4 hari tubuh ayam mengalami keseimbangan energi negatif. Artinya, ayam masih membutuhkan energi panas dari luar tubuhnya. Organ pencernaan berkembang pesat pada hari ke 4 – 6, mulai menurun hari ke-10. Perkembangan rangka sebagai tempat pelekatan otot / daging, sejalan dengan bertambahnya umur. Setelah 5 hari ayam sudah bisa makan dengan sempurna, sehingga metabolisme sudah mulai lancar. Maka sedikit demi sedikit ayam akan mengeluarkan energi panas dari tubuhnya. Produksi panas selanjutnya semakin baik sehingga kebutuhan pemanas juga semakin berkurang.

 

Dia pun merinci, pasca 5 hari itu juga merupakan masa pertumbuhan jaringan (otot, lemak, dll) sehingga feed intake dan bobot badan sudah harus diperhatikan agar sesuai atau bahkan melampaui target. “Monitoring brooding pekan pertama, adalah pencapaian bobot badan. Standarnya 200 gram perekor, namun sebisa mungkin digenjot agar tembus 220 gram perekor. Mortalitas harus di bawah 0,75%. Konversi pakan pekan pertama 0,9 – 1. Uniformity ditarget di atas 90%, dan relative growth rate (relative GR, RGR) harus di atas 380,” papar Rahmad.

 

Relative GR dihitung dari bobot badan pada pekan pertama dikurangi bobot DOC dibagi bobot DOC hasilnya dikalikan 100. Misalnya rerata bobot DOC pada DOA adalah 40 gram perekor. Sampling BB pekan pertama 200 gram perekor. Maka RGR-nya adalah {(200 – 40) : 40} x 100 = 400. “Jika semua itu tercapai, maka brooding dapat dianggap berhasil. Sekarang, apa saja yang harus dikerjakan peternak dan petugas kandang agar eh indikator-indikator keberhasilan brooding pada pekan pertama itutercapai,” dia menegaskan.

 

Rahmad menguraikan, pertama konsumsi pakan harus mencapai 20 – 25% dari bobot badan. Kedua  konsumsi air idealnya 2 kali konsumsi pakan atau 40– 50% dari bobot badan. Maka DOC harus di push sejak DOA, diberikan pakan dan minum secepatnya secara bersamaan dan jumlahnya cukup. Istilahnya, early intake. Jika feed intake kurang maka pertumbuhan harian (daily gain) juga mustahil tercapai, sehingga target bobot badan pekan pertama juga akan di bawah target. Efek kegagalan early intake juga berbuntut panjang. “Pasti uniformity di bawah 85% dan bobot badan sulit digenjot naik. Bahkan mortalitas cenderung tinggi,” tandas dia.

 

Konsep Brooding

Faizal Andri menyatakan, ada 5 faktor kunci sukses manajemen brooding, yaitu mikroklimat atau kombinasi suhu dengan kelembaban, ventilasi, pencahayaan, pakan minum, dan kepadatan kandang. Tersedia 2 opsi pengaturan area brooding dalam kandang, pertama brooding parsial, atau hanya menggunakan sebagian dari area kandang. Cara ini lebih efisien pemanas karena tidak perlu memanaskan area yang luas. Disarankan area yang digunakan adalah bagian tengah kandang. Kiri kanan dibiarkan terbuka, dan disarankan menggunakan insulasi tirai ganda.

 

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 295/ April 2024

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain