Harga Ayam Broiler Tetap Rendah, Telur Membaik

Memasuki November 2014 pergerakan harga broiler (ayam pedaging) di beberapa daerah terlihat masih di bawah HPP (Harga Pokok Produksi). Upaya ratusan peternak broiler di wilayah Jadebotabek (Jakarta Depok Bogor Tangerang Bekasi) melakukan demontrasi ke Istana Negara dan Kementerian Pertanian awal November lalu ternyata tidak berdampak pada kenaikan harga ayam.

Sejak awal September hingga akhir November 2014 para peternak terus merugi. Peternak banyak yang mulai mengurangi produksi. Menurut peternak asal Bogor, Joko Trihandono, semenjak harga ayam tak kunjung membaik rata-rata para peternak mengurangi produksi atau chick in antara 10 – 20 % dari jumlah normal.

Ia menjelaskan, harga broiler untuk wilayah Jabodetabek sepanjang November berada di bawah HPP. Pada minggu pertama November harga ayam mencapai Rp 13 ribu per kg. Minggu kedua sempat naik jadi Rp 13.800 ribu per kg. Memasuki minggu ketiga dan empat harga kembali tertekan hingga kisaran Rp 12 ribu per kg dengan ukuran ayam yang diperdagangkan antara 1,3 – 1,6 kg per ekor.

Sepanjang November HPP antara Rp 14.500 – 15 ribu per kg dengan harga DOC (Day Old Chicken/ayam umur sehari) Rp 1.200 per ekor. “Harga DOC sampai akhir November tetap rendah merupakan indikasi suplai ayam yang berlebih,” kata Joko. Harga pakan sepanjang November Rp 6.700 per kg.

Menurut Joko, kondisi harga ayam di bawah HPP terjadi hampir sepanjang tahun ini. Bahkan ia memprediksi pada Desember harga ayam masih akan di bawah HPP. “Jika tidak ada campur tangan pemerintah untuk mengatur stabilisasi pasar unggas, tahun ini akan jadi bencana bagi peternak broiler. Akan banyak peternak yang terpaksa mengurangi bahkan berhenti produksi,” katanya.

Di sisi lain, para peternak mandiri harus bersaing dengan produksi dari perusahaan integrator di pasar konsumen atau pasar becek. “Harusnya perusahaan besar masuk ke pasar produk karkas beku atau olahan saja, biar pasar becek oleh peternak tradisional,” ungkap Joko.

Sementara itu, harga broiler di daerah Makassar Sulawesi Selatan tidak jauh berbeda. Menurut peternak broiler asal Makassar, Muhammad Kahirul Aswar, harga ayam sepanjang November di bawah HPP. Terutama pada minggu pertama sampai ke tiga yang berada di bawah Rp 17 ribu per kg dengan HPP sekitar Rp 17 ribu per kg. Harga sedikit membaik pada minggu ke empat yang mencapai Rp 17.500 per kg.  

Menurut Aswar, turunnya harga ayam lebih disebabkan faktor penyakit bukan daya beli pasar. kebanyakan ayam terserang penyakit pernapasan yang memaksa para peternak melakukan panen lebih cepat. Ayam yang sakit umumnya dipanen umur 28 hari dengan bobot sekitar 1,3 kg per ekor. Biasanya panen 32 hari dengan bobot 1,7 kg per ekor.

Lebih lanjut ia mengatakan, banyaknya kandang yang terserang penyakit membuat peternak menerapkan istirahat kandang lebih lama. Dalam kondisi normal istirahat kandang biasanya cukup 14 hari, saat ini sampai 1 bulan. “Dengan istirahat kandang yang lebih lama diprediksi pasokan ayam pada November sedikit berkurang, dan harga bisa lebih baik,” kata Aswar.

Untuk harga DOC di wilayah Makassar di harga Rp 5.500 per ekor. Lalu untuk harga pakan Rp 7.800 per kg. memasuki musim penghujan, tambah Aswar, peternak dihadapkan ancaman penyakit seperti coli, hal ini terkait banyaknya peternak yang menggunakan air permukaan (kedalaman 1 – 4 meter).
 
Harga Telur
Kondisi harga telur sedikit lebih baik dari harga ayam. Seperti diungkapkan peternak layer (ayam petelur) asal Cianjur Jawa Barat, Agus Susanto, harga telur pada minggu pertama di kisaran Rp 16.000 – Rp 16.400 per kg. Kemudian minggu kedua menjadi Rp 16.400 – 16.700 per kg. Minggu ketiga dan keempat harga kembali naik di kisaran Rp 16.700 – 17.200 per kg. “Sayangnya masih ada peternak lain yang menjual harga Rp 16.500 per kg, sehingga berpotensi merusak harga telur,” kata Agus.

Dengan pergerakan harga tersebut, peternak masih bisa meraup untung. Sepanjang November, HPP berkisar di Rp 15 ribu per kg, tergantung sejumlah komponen biaya produksi seperti pakan, DOC, dan populasi ayam. DOC layer dikisaran Rp 3.000 – 4.750  per ekor. Harga pullet Rp 4 ribu per minggu. Harga pakan jadi Rp 4.700 – 5.200 per kg, pakan konsentrat Rp 6.600 per kg, dan harga jagung Rp 3.300 – 3.500 per kg.

Sementara harga ayam apkir Rp 18.500 ribu per kg dengan umur apkir sekitar 85 – 95 minggu. Ukuran ayam apkiran sekitar 2 kg per ekor. Ia optimis harga telur bulan depan terus membaik. “Para peternak dituntut menerapkan efisiensi tinggi dalam mengelola peternakan, karena margin keuntungan yang tipis,” kata Agus.

Terkait cuaca yang mulai sering hujan, kondisi ini lebih baik ketimbang serangan panas yang terlalu tinggi seperti bulan sebelumnya. “Dengan kondisi ini diharapkan produksi telur bisa lebih stabil,” ungkap Agus.

Sementara untuk wilayah Makassar, dijelaskan oleh peternak layer setempat, Matalatta, harga telur pada minggu pertama hingga minggu keempat stabil di posisi Rp 29.500 per rak (isi 30 butir) atau sekitar Rp 980 per butir. Untuk HPP November sekitar Rp 525 per butir. “Dengan harga ini peternak masih bisa meraup keuntungan cukup baik,” kata Matalatta.

Harga DOC layer di kisaran Rp 11 ribu per ekor. Harga ini melonjak tinggi dibandingkan bulan lalu yang hanya Rp 3 ribu per ekor. Harga pullet Rp 57.500 umur 16 minggu. Harga pakan jadi sekitar Rp 5 ribu per kg, pakan konsentrat Rp 6.700 per kg, dan jagung Rp 2.900 per kg.

Untuk harga ayam apkir di wilayah Makassar dan sekitarnya Rp 400 ribu per 12 ekor atau sekitar Rp 33 ribu per ekor. Umur apkiran sekitar 24 bulan atau 96 minggu. Ukuran ayam apkiran sekitar 2 kg per ekor. Dengan memasuki musim hujan ia memprediksi produksi telur bisa turun sampai 20 % sehingga harga telur sepanjang Desember akan membaik. “Adanya Hari Raya Natal dan tahun baru bisa mendongrak harga telur,” kata Matalatta.

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 183 / Des 2014

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain