Medion Gelar Gathering Bersama GKSI

Medion Gelar Gathering Bersama GKSI

Foto: 


Menggandeng PRISMA yang merupakan program kemitraan pembangunan antara Pemerintah Australia yakni DFAT dengan Pemerintah Indonesia yakni Bappenas, yang bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif

 

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak di Indonesia hampir setahun terakhir, ternyata memberikan dampak yang merugikan bagi peternak. PMK sendiri merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan lain sebagainya. 

 

Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu serta produk susu. Kerugian dari dampak penyakit ini bukan hanya dirasakan oleh peternak, namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Alhasil pasca merebaknya wabah PMK di berbagai daerah, menyebabkan penurunan produksi sapi dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Hal ini berdampak signifikan pada perputaran ekonomi dan hasil produk milik peternak, sehingga diperlukan solusi untuk menghadapinya. 

 

Sebagai upaya untuk memberikan solusi dan pendampingan terhadap peternak, PT Medion  Ardhika Bakti (Medion) menggelar gathering dengan peternak yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Kegiatan seminar yang digelar secara hybrid yakni online dan offline di El Hotel Malang, Jawa Timur pada Selasa dan Rabu (21-22/11) ini, diikuti oleh 16 koperasi susu dari Malang dan 15 koperasi susu dari Kediri, Jawa Timur. 

 

Dalam kegiatan seminar ini, Medion menggandeng PRISMA yang merupakan program kemitraan pembangunan antara Pemerintah Australia yakni Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dengan Pemerintah Indonesia yakni Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), yang bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

 

Pada acara ini disampaikan paparan oleh Sugeng Widodo, Komda Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia (IDHSI) Jawa Timur yang menyampaikan informasi seputar recovery pasca PMK. Ia menyampaikan perlunya peternak meningkatkan biosekuriti di kandang pasca merebaknya PMK. Tentunya, program vaksinasi yang digalakkan pemerintah juga diharapakn dapat mencegah kasus PMK di lokasi lokasi yang bekum terjangkit. 

 

Selain pembahasan mengenai upaya recovery pasca PMK, dalam seminar ini juga diisi pemateri dari Medion, Lucky Ferdianto yang membahas seputar Kandang Ideal, Produksi Susu Optimal dan Closed House. Dalam paparannya, Lucky berbagai informasi seputar kandang yang ideal bagi peternak sapi perah dan bagaimana cara meningkatkan susu secara optimal.

 

Dengan adanya kegiatan ini, Medion berharap agar peternak kembali dapat recovery dan mengatasi kondisi kerugian pasca PMK. Sebab ditaksir kerugian ekonomi karena wabah PMK ini berpengaruh bagi kegiatan usaha peternak, terutama kehilangan produktivitas karena penurunan produksi susu sekitar 25 % per tahun, penurunan tingkat pertumbuhan sapi potong 10-20%, kehilangan tenaga kerja 60-70%, penurunan fertilitas sekitar 10 % dan perlambatan kebuntingan, kematian anak 20-40%, serta pemusnahan ternak yang terinfeksi secara kronis.

 

Penurunan terlihat dari data yang disediakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana produksi susu nasional pada 2021 mencapai 81.000 ton per bulan sebelum adanya  PMK. Namun usai wabah PMK, produksi susu anjlok hingga 56.000 ton per bulan (Januari-Juni 2022). Hingga saat ini, telah banyak peternak yang mengalami kerugian yang diakibatkan oleh PMK. 

 

Peternak tidak bisa menyesuaikan harga yang diminta, lantaran terjadi kondisi di mana permintaan lebih banyak daripada penawaran, akhirnya terjadi kenaikan harga. Jika tidak dilakukan sebuah tindakan, maka kelangkaan akan sangat mungkin terjadi.TROBOS/Adv

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain