Inovasi Terbaru Vaksindo untuk Vaksin Coryza

Penyakit pernapasan Infeksius Coryza (Coryza) masih menjadi ancaman yang membayangi peternakan unggas di Indonesia. Guna mengedukasi peternak dalam menanggulangi penyakit ini di peternakan (farm), PT Vaksindo Satwa Nusantara (Vaksindo) dan PT Agrinusa Jaya Sentosa (AJS) menggelar seminar di Bogor (16/2). Seminar yang bertemakan “Penanggulangan Infeksius Coryza yang Efektif” dan dihadiri peternak dari Jabodetabek dan Jawa Barat ini menampilkan pembicara Prof Widya Asmara dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.

 

Widya menjelaskan, Coryza merupakan penyakit pada saluran pernapasanayam bagian atas atau inflamasi pada membran mukosa di hidung dan sinus, yang ditandai adanya leleran atau snot dari encer sampai kental dan menyebabkan nafsu makan turun, malas minum sehingga ayam menjadi lemah. “Penyebabnya adalah bakteri Avibacterium paragallinarum yang secara karakter serologik mengandung serovar A,B, dan C,” jelasnya.

 

Penanganan terhadap Coryza dapat dilakukan dengan 2 cara yang sifatnya pengobatan dengan terapi antimikrobial serta pencegahan dengan vaksinasi dan biosekuriti. “Tentunya harus diperhatikan, jika dilakukan terapi antimikrobial maka akan ada risiko resistensi, sedangkan untuk vaksinasi harus dengan serovar yang sesuai yaitu yang mengandung serovar A, B, dan C serta menggunakan killed vaksin sebagai booster,” urai Widya.

 

Vaksimune® Coryza LE WOW

 

Terkait penyakit Coryza, President Director PT Vaksindo Satwa Nusantara, Teguh Prajitno menyampaikan jika saat ini Vaksindo memiliki solusi terbaru dalam penanganan penyakit Coryza melalui program vaksin yang dimilikinya. “Jika bicara vaksin maka harus menggunakan yang hemaglutininnya sama dan bisa mendapatkan bakteri yang sesuai di dalam kandungan vaksin untuk mengoptimalkan proteksi. Dan yang kita tawarkan ini adalah vaksin yang cocok dengan di lapangan, Vaksimune® Coryza LE WOW,” tandasnya. Lebih rinci dijelaskan Teguh, kebanyakan vaksin Coryza yang beredar saat ini hanya mengandung serovar A B C luar negeri. Padahal dibutuhkan vaksin dengan kandungan serovar yang lebih cocok serta adjuvant yang mudah diserap. “Vaksimune ® Coryza LE WOW memiliki 4 kandungan strain bakteri yaitu serotipe A (internasional), B (isolat lokal), C (internasional), dan C (isolat lokal) yang menjadikan vaksin ini lebih protektif,” klaim Teguh.

 

Selain itu, adjuvant water in oil in water dari Vaksimune® Coryza LE WOW lebih mudah diserap dan hal ini penting karena adjuvant bisa mempengaruhi penyerapan dari antigen. “Adjuvant adalah cara untuk mengantarkan antigen, pada sel-sel target yang tepat dan juga amplifikasi ketahanan tubuh ayam. Kelebihan vaksin ini juga emulsinya stabil, ukuran partikelnya lebih rata, lesi-lesi pada jaringan lebih sedikit dan bisa cepat naik, serta bertahan lebih lama dibanding alumunium hidroxyl,” urai Teguh.

 

Ia menyarankan program vaksin untuk infeksi Coryza bagi layer (ayam petelur) dan breeder (bibit) sebanyak 2-3 kali yaitu dengan Vaksimune alumunium hidroxyl dilanjutkan Vaksimune® Coryza LE WOW, dan terakhir Vaksimune® Coryza LE WOW lagi atau Vaksimune alumunium hidroxyl sebanyak 2 kali dan terakhir Vaksimune® Coryza LE WOW. “Program ini dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan tentunya peternak tidak perlu khawatir karena Vaksindo maupun AJS bisa menjadi konsultan para peternak untuk mentiter dan melihat hasilnya,” tegas Teguh.

 

Pentingnya Biosekuriti

 

Sektor peternakan khususnya unggas di wilayah Asia tidak pernah lepas dari bayang-bayang penyakit pernapasan.“Penyakit pernapasan adalah penyakit yang sangat kompleks, bahkan terkadang datangnya bersamaan dan tidak terdeteksi single infeksi di lapangan. Tahu-tahu sudah menyerang farm kita dan menyebabkan kerugian yang sangat besar,” jelas Head of Global Veterinary Services Aviagen USA, Nicholas Dorko, M.A.M yang juga menjadi pembicara dengan topik “Update on Respiratory Disease in Asia.”

 

Bahkan, Nick menjelaskan, berdasarkan hasil survey/ penelitian yang dilakukannya bersama Aviagen, Coryza termasuk dalam 10 penyakit pernapasan yang paling mengancam di Asia khususnya untuk peternakan broiler dan breeder. Penyakit pernapasan lainnya yang juga berbahaya seperti Infectious Bronchitis (IB), Avian Influenza (AI), Newcasle Disease (ND), Mycoplasma Synoviae dan Mycoplasma Gallisepticum (MS dan MG), dan Avian Pneumonia Virus (APV). “Respiratory disease di Asia adalah masalah yang paling nyata dan vaksinasi memang dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi penyakit penyakit tersebut. Namun biosekuriti tetap adalah hal yang paling penting untuk dilakukan” tegas Nick. TROBOS/Adv

 

Kesan Peserta

 

Trias Heru Purnomo, PT Sierad Produce Tbk

Yang menarik dari vaksin yang diperkenalkan ini karena kandungan 4 macam serovarnya. Kan biasanya 2 atau 3 macam saja. Tadi juga disebutkan, setelah vaksin, tingkat kesakitan ayam atau stresnya langsung hilang, ini bagus sekali. Begitu juga dengan bentuk emulsinya yang sudah water in oil in water, sehingga mudah diserap.

 

Roby Cahya, Peternakan Layer PT Inti Prima Satwa Sejahtera, Sukabumi

Saya sangat menyambut positif, karena ini produk lokal. Dan saya membutuhkan vaksin ini karena rutin melakukan vaksinasi Coryza di kandang. Untuk vaksin dari Vaksindo saya sudah pakai vaksin ND-IB. Saya pun siap menggunakan produk Vaksindo untuk mendukung produk lokal, buatan Indonesia. Selama ini tim Vaksindo juga sangat membantu di lapangan dengan respon yang cepat seperti dalam hal pengecekan titer.

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain