Yoghurt: Jajanan Sehat Anak Sekolah

Yoghurt: Jajanan Sehat Anak Sekolah

Foto: 


Lebih sering mensuplai yoghurt untuk yang dijual ke sekolah dibandingkan dengan mini market

 

 

Sukabumi merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di Jawa Barat, sehingga tidak heran produksi susunya banyak digunakan untuk produk hilir peternakan, salah satunya yoghurt. Maka, usaha yoghurt skala UKM (Usaha Kecil Menegah) banyak dilakukan di wilayah Sukabumi. Seperti dilakukan Rustandi pemilik Chisy Yoghurt yang berlokasi di Cikondang, Kota Sukabumi banting setir dari karyawan swasta menjadi wirasusaha yang memproduksi yoghurt.  

 

Ia katakan, mulai dari 2003 terjun di usaha hilirisasi peternakan dengan membuat yoghurt, karena di keluarga besar dirinya maupun istri banyak yang terjun ke usaha yoghurt. Selain itu, dengan tujuan supaya lebih dekat dengan keluarga. “Sebagai karyawan swasta yang perusahaannya bergerak di bidang kontraktor, saya sering bepergian ke luar kota meninggalkan anak dan istri. Maka, ketika ada tabungan dari hasil bekerja tersebut dijadikan modal untuk berwirausaha yoghurt. Ternyata dengan usaha ini, saya pun bisa menyekolahkan ke tiga anak ke perguruan tinggi ,” terangnya.

 

Lalu, dalam memilih usaha yoghurt ini, diutarakan Rustandi, karena mendapat arahan juga dari teman seorang Dosen di Fakultas Peternakan IPB. Kebetulan, waktu itu dosen tersebut mempunyai sapi perah, sehingga bahan baku yoghurt berupa susu segar berasal dari sapi di kandang miliknya. “Selama 3 bulan saya melakukan percobaan dengan membeli susu per hari 20 liter. Harganya waktu itu sudah Rp 5.000 per liter, karena saya menginginkan susu yang berkualitas. Dari 20 liter susu menghasilkan 28 pack (1 pack isi 10 buah),” urainya.

 

Yoghurt diterangkan Rustandi merupakan susu yang dibuat melalui proses fermentasi bakteri. Selain itu, bakteri baik yang terkandung di dalam yoghurt berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama anak yang dalam masa pertumbuhan. Penyerapan kalsium yoghurt lebih baik dibandingkan susu karena sudah difermentasi. ”Yoghurt cocok untuk menjadi jajanan sehat anak sekolah,” jelasnya.

 

 

Produksi dan Pemasaran

Ia tuturkan bakteri yang digunakan adalah bakteri baik untuk tubuh bukan bakteri jahat. Untuk bibit bakteri Lactobacillus Bulgaricus dibeli dari Bandung dan terus dikembangkan sampai saat ini. Kebutuhan susu sekarang mencapai 2.000 – 2.500 liter per bulan dengan rata – rata perharinya sebesar 85 liter. Dari bahan baku tersebut, menghasilkan produk yoghurt rata – rata sebanyak 320 – 350 pack per hari.

 

Keunggulan produknya, ia kemukakan diantaranya tidak menggunakan bahan pengawet. Lalu, bahan bakunya hanya gula pasir, bibit bakteri dan susu yang berkualitas. “Susu yang saya beli sekarang sudah di harga Rp 7.000 per liter dan tidak ada penambahan air, hanya pewarna rasa serta semua produk halal. Yoghurt saya dari susu murni yang berkualitas,” klaimnya.

 

Susu yang didapatkan dari peternak sapi perah yang terdapat di Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Sebelum digunakan untuk yoghurt, Rustandi menguji dahulu kualitasnya. Jika memang bagus akan diterima, kalau tidak akan dikembalikan lagi. “Itulah mengapa saya berani membeli susu segar lebih tinggi dibandingkan pembeli lain yang hanya sebesar Rp 5.500 per liter,” cetusnya.

 

Untuk pemasaran, dipaparkan Rustandi melalui retail yang lokasinya terdapat di Sukabumi, Cianjur, Bogor, Pelabuhan Ratu, Jampang dan Surade. Permintaannya rata-rata 150 pack perhari untuk wilayah Cianjur dan Sukabumi. “Sedangkan diluar kedua wilayah tersebut dikirim secara langsung per minggu sebanyak 500-600 pack,”cetusnya.

 

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 215/Agustus 2017

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain