AniKemzyme,Tingkatkan Daya Cerna Protein Broiler

AniKemzyme,Tingkatkan Daya Cerna Protein Broiler

Foto: 


Enzim multi protease yang terdiri dari protease asam, netral dan alkalin yang didesain sedemikian rupa untuk bertahan pada kondisi saluran pencernaan yang memiliki pH berbeda
 
Salah satu komponen biaya produksi ternak yang sangat berpengaruh pada harga pokok produksi (HPP) adalah biaya pakan. Dalam pakan sendiri, bahan baku sumber energi dan protein yang penggunaannya cukup besar, tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan harga dan ketidakpastian stok.
 
Market Analyst Kemin Animal Nutrition, Asia Pasific, Harn Ying Cheo menyampaikan bahwa ketersediaan dan harga di pasar komoditas sangat bergantung pada kondisi global antar negara. Ia mencontohkan, bagaimana harga gandum dalam setahun terakhir sangat dipengaruhi oleh konflik antara Ukraina dengan Rusia.
 
“Sementara jagung pada 2023 ini diprediksi akan terjadi penurunan stok secara global. Pasokan jagung global masih ditopang oleh beberapa negara, dengan Amerika Serikat (AS) sebagai negara produsen jagung terbesar di dunia. Naik dan turunnya harga jagung dunia, lebih dipengaruhi oleh sikap Tiongkok dalam memenuhi permintaannya (demand),” urai Cheo dalam peluncuran Kemzyme di Hotel Pullman Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Kamis (24/2).
 
Tak berhenti di situ, tren yang hampir sama terjadi pada beberapa bahan baku utama untuk pakan seperti kedelai dan bungkilnya, hingga CPO (crude palm oil). Menurutnya, harus ada langkah pasti guna menghadapi hal tesebut. Salah satunya adalah dengan penggunaan enzim yang kini telah lumrah ditambahkan ke dalam pakan. Cheo menilai, enzim memainkan peran penting dalam penurunan biaya pakan, sembari turut mengurangi dampak lingkungan.
 
Risiko Protein Tak Tercena 
Riset yang dilakukan oleh Peneliti di Kemin Industries, Alexandra L. Wealleans, menemukan setidaknya ada 27 % protein tak tercerna yang ada dalam jagung. Apabila diubah ke dalam biaya, maka ada sebanyak 4,29 dolar AS per ton yang terbuang.
 
Sementara pada bungkil kedelai,jumlah protein tak tercerna bisa mencapai 21 % dengan nilai 50,49 dolar AS per ton. “Angka tersebut tentulah tidak dapat dianggap kecil, lantaran selain biaya yang terbuang, protein tak tercerna juga  dapat menimbulkan masalah lainnya, seperti meningkatkan amonia, juga dapat meningkatkan populasi mikroba dalam caecal (seka),” tegas Alexandra.
 
Hasil riset pada broiler (ayam pedaging)dan babi menunjukkan hasil yang konsisten. Riset tersebut dilakukan di wilayah, pakan dan genetik ternak yang berbeda. “Pada broiler didapatkan ratarata peningkatan kecernaan protein hingga 5,36 %, dengan penggunaan Kemzyme sebanyak 300 gram per ton pakan,” cetusnya.
 
Aplikasi Mudah
Diklaim oleh Associate Platform Manager Kemin Animal Nutrition, Asia Pacific, Alex Wu, Kemzyme merupakan enzim multi protease yang terdiri dari protease asam, netral dan alkalin. Ketiganya dapat meningkatkan protein tercerna pakan disepanjang saluran pencernaan. 
 
Pasalnya,masing-masing protease yang terkandung dalam Kemzyme didesain sedemikian rupa untuk bertahan pada kondisi saluran pencernaan yang memiliki pH berbeda. “Protease asam bekerja pada pH 2,5 – 3,5 di proventikulus dan gizard. 
 
Protease netral bekerja di duodenum dan jejenum dengan pH 6,5 – 7. Sementara protease alkalin, bekerja di ileum yang memiliki pH 7,2 – 7,8. Ketiganya bersinegeri dalam mengoptimalkan saluran cerna dalam memproses protein,” terang Wu.
 
Adapun pengaplikasian Kemzyme terbilang mudah, yakni dapat diberikan pada pakan secara on top. Head of Technical Sevice Kemin Animal Nutrition & Health Asia Pacific, Alex de Leon merekomendasikan penggunaan 300gram Kenzyme perton pakan, yang dapat menggantikan 3-5 % penggunaan asam amino.TROBOS/Adv

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain