PENYAKIT VIRAL PERNAPASAN YANG MEMPENGARUHI PERFORMA LAYER

PENYAKIT VIRAL PERNAPASAN YANG MEMPENGARUHI PERFORMA LAYER

Foto: 


Memahami Penyakit Pernapasan Penyakit pernapasan adalah salah satu tantangan kesehatan terpenting yang dihadapi oleh industri perunggasan. Pada peternakan ayam petelur (layer), penyakit pernapasan dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan karena menyebabkan peningkatan kematian, penurunan produksi telur dan masalah kualitas kerabang telur serta peningkatan biaya yang terkait dengan perlakuan yang diberikan dan investigasi penyebab penyakit.
 
Untuk memahami bagaimana mengelola dan mengendalikan penyakit pernapasan pada ayam petelur, pertama-tama kita harus memahami mengapa penyakit dapat terjadi dan agen patogen apa yang mungkin terlibat. Penyakit pernapasan pada ayam petelur jarang memiliki penyebab tunggal tetapi lebih sering merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara beberapa faktor yang mungkin termasuk agen patogen, manajemen pemeliharaan dan lingkungan.
 
Agen patogen mungkin ada di peternakan tanpa menyebabkan efek berbahaya, tetapi ‘stres’ tambahan seperti terbentuknya koinfeksi agen patogen, tidak optimalnya manajemen pemeliharaan, dan kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya penyakit. Oleh karena itu, timbulnya penyakit pernapasan biasanya merupakan masalah yang kompleks dan multifaktorial.
 
Penyakit Viral Pernapasan
Patogen viral penyebab penyakit pernapasan mudah untuk ditransmisikan dan sangat menular. Gejala klinis yang ditimbulkan ketika menyerang ayam petelur juga tampak serupa sehingga sulit untuk dibedakan seperti mata berair, konjungtivitis, ngorok, lesu, penurunan produksi telur dan masalah kualitas kerabang. Mengetahui patogen yang bersirkulasi di peternakan sangat penting untuk menentukan program pencegahan penyakit yang baik. Berikut ini ialah penyakit viral pernapasan yang paling sering ditemukan di ayam petelur.
 
Newcastle Disease
Merupakan salah satu penyakit viral pernapasan yang disebabkan oleh strain virulen Avian Paramyxovirus serotipe 1. Virus ND dapat menyerang ayam petelur pada semua tingkatan umur. Pada pullet, kematian bisa meningkat sejak umur 14 hari dengan tingkat kematian mencapai 100 %. Pada ayam produksi, ND menyebabkan penurunan produksi antara 5-40 %. Salah satu kunci keberhasilan pencegahan serangan penyakit ND adalah dengan menambahkan Vectormune® ND untuk memaksimalkan proteksi dari program vaksinasi yang sudah ada dengan ND live dan killed konvensional.
 
Vectormune® ND memiliki keunggulan dapat melindungi ayam dari infeksi klinis dan subklinis ND dengan proteksi sepanjang hidup ayam, tidak mempunyai
reaksi pasca vaksinasi, tidak dipengaruhi oleh MAB ND, mampu menghentikan shedding virus ND dan terbukti efektif menghadapi semua tantangan virus ND lapangan.
 
Infectious Bronchitis
Merupakan salah satu penyakit viral pernapasan yang disebabkan Avian Coronavirus. Virus IB dapat menyerang ayam petelur pada semua tingkatan umur dan dengan penularan yang sangat cepat dan masif lewat udara. Infeksi IB pada pullet dapat menyebabkan kematian yang rendah tetapi hampir 100% morbiditas serta dapat menimbulkan false layer syndrome pada masa produksi. Infeksi IB pada layer dapat menyebabkan penurunan produksi antara 20-50%, penurunan produksi ini dapat berlangsung singkat atau bertahan selama beberapa minggu tergantung tingkat keparahan infeksi. Virus IB mempunyai kecenderungan berkolaborasi dengan Mycoplasma atau viral pernapasan lainnya, yang mana hal tersebut menyebabkan tingkat kerugian ekonomi semakin tinggi.
 
Strain lapangan IB menunjukkan variabilitas genetik yang tinggi dan dan di Indonesia telah ditemukan virus IB Varian QX, Varian Malaysia, Varian 4/91, dan Varian Taiwan. Salah satu kunci perlindungan serangan IB adalah memberikan proteksi menyeluruh sedini mungkin terhadap tantangan lapangan yang ada. Proteksi menyeluruh dapat diperoleh dengan penggabungan vaksin IB Massachusetts dan Cevac IBird® yang dispray di hatchery serta booster di pullet dan layer.
 
Avian Influenza
Merupakan salah satu penyakit viral pernapasan yang disebabkan oleh Orthomyxovirus tipe A. Virus AI dapat menyerang ayam petelur pada semua tingkatan umur. Kerugian yang ditimbulkan sangat luas, dari kerugian akibat kolaborasi dengan agen patogen lain yang merupakan karakteristik LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza), sampai kematian yang mencapai 100 % (HPAI/ Highly Pathogenic Avian Influenza) dan penurunan produksi mencapai 80 % pada ayam produksi. Sampai dengan saat ini, salah satu bentuk proteksi terhadap infeksi AI bertumpu pada penggunaan vaksinasi AI killed konvensional dengan pengulangan di umur tertentu.
 
Program perlindungan ini sudah seharusnya membutuhkan perbaikan karena tingginya laporan kasus di lapangan. Dibutuhkan vaksin yang bisa diberikan sedini mungkin, mampu memberikan ke kebalan jangka panjang, memberikan proteksi terhadap berbagai tantangan subtipe AI.
 
Infectious Laryngotracheitis
Merupakan salah satu penyakit viral pernapasan yang disebabkan oleh Gallid alphaherpesvirus 1. Virus ILT dapat menyerang ayam petelur pada semua tingkatan umur, tetapi biasanya menyerang ayam yang berumur lebih dari 20 hari. Infeksi virus ILT akan menginduksi kondisi karier, menyebabkan infeksi laten dan persisten dengan pelepasan virus secara intermiten. Transmisi virus ILT melalui rute pernapasan dan okular.
 
Gejala klinis dan postmortem ILT dibagi menjadi tiga bentuk yaitu perakut, akutdan ringan sesuai dengan virulensi strain yang menginfeksi. Salah satu program pengendalian dengan memberikan vaksin live konvensional efektif memberikan proteksi terhadap infeksi ILT. Akan tetapi, pada aplikasinya terkadang muncul reaksi pasca vaksinasi yang terlalu keras atau ketika pengaplikasiannya tidak tepat dapat menyebabkan ayam mengalami sakit karena meningkatnya virulensi dari vaksin yang diberikan.Oleh karena itu, dibutuhkan vaksin yang mampu memberikan kekebalan jangka panjang, tidak menimbulkan reaksi pasca vaksinasi, dan dapat menghentikan shedding virus lapangan. 
 
Avian Metapneumovirus
Merupakan patogen penyebab penyakit viral pernapasan yang berasal dari family Paramyxoviridae dan dikenal juga sebagai penyebab Turkey Rhinotracheitis atau Swollen Head Syndrome. Pada ayam petelur dapat menyebabkan penurunan produksi sekitar 5-10% karena infeksi aMPV dan bakterial di saluran pernapasan. Jika virus AMPV bereplikasi di oviduk, maka dapat menyebabkan penurunan produksi telur mencapai 10-30%. Virus AMPV sering dilaporkan berkolaborasi dengan Mycoplasma menginfeksi pada ayam petelur dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan disebabkan oleh penurunan produksi telur serta masalah pada kualitas kerabang telur yang dihasilkan. Pengendalian AMPV tidak terlalu rumit, asalkan didukung oleh diagnosis yang benar, program vaksinasi dan monitoring yang baik.
 
Surveilans Penyakit Pernapasan di Indonesia
Tim PT Ceva Animal Health Indonesia (CEVA) melakukan surveilans penyakit dari pusat peternakan di 2 pulau besar Indonesia yaitu Sumatera dan Jawa. Adapun surveilans tersebut didasarkan Pengendalian AMPV tidak terlalu rumit, asalkan didukung oleh diagnosis yang benar, program vaksinasi dan monitoring yang baik.
 
Surveilans Penyakit Pernapasan di Indonesia Tim PT Ceva Animal Health Indonesia (CEVA) melakukan surveilans penyakit dari pusat peternakan di 2 pulau besar Indonesia yaitu Sumatera dan Jawa. Adapun surveilans tersebut didasarkan Vectormune® ND pada farm yang sebelumnya terserang ND secara berulang berhenti melaporkan serangan penyakit tersebut. Vectormune® ND terbukti berhasil menghentikan berulangnya kasus ND dan shedding virus ND lapangan.
 
Jika melihat keseluruhan data surveilans penyakit pada bulan Januari tahun 2022 sampai dengan bulan April tahun 2023, Mycoplasma gallisepticum merupakan penyakit pernapasan yang paling banyak dilaporkan. Hal tersebut disebabkan oleh MG dapat ditularkan baik secara horizontal dan vertikal, persisten ketika menginfeksi sehingga sekali ayam terinfeksi akan selamanya terinfeksi, tingginya tantangan MG di peternakan, masih belum optimalnya strategi pengendalian dan berkaitan erat dengan kecenderungannya sebagai koinfeksi patogen viral pernapasan. Pada berbagai laporan penelitian baik secara in vitro dan in vivo juga menemukan bahwa MG dapat menjadi infeksi sekunder dari penyakit viral pernapasan sehingga tingkat keparahan penyakit yang diterjadi semakin tinggi dan kerugian yang ditimbulkan semakin besar.
 
Selain itu juga, dilaporkan MG dapat menjadi pembuka jalan bagi masuknya patogen viral pernapasan karena ketika menginfeksi MG dapat menginduksi kerusakan silia, hiperplasia sel epitel, dan desiliasi sel epitel saluran pernapasan. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan program pengendalian terhadap MG, salah satunya ialah dengan cara vaksinasi. Tujuan dari dilakukan vaksinasi ialah untuk menggantikan strain virulen lapangan, mengurangi shedding MG lapangan, melindungi trakea,paru-paru dan kantung hawa dari kolonisasi MG, serta menjaga kualitas produksi telur. Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan Cevac® MG-F yaitu vaksin live MG dengan strain F yang dapat menggertak kekebalan aktif.TROBOS/Adv
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain