El Nino Menghadang, Siapkan Manajemen di Kandang

El Nino Menghadang, Siapkan Manajemen di Kandang

Foto: Dok. by Bella


Episentrum el nino di samudera Pasifik, menebar hawa panas hingga nusantara. Suhu ekstrim mengancam unggas, bahkan yang berada di kandang modern (baca : closed house). Kata kuncinya, siapkan pengetahuan, lakukan penyesuaian manajemen, waspadai gejalanya, dan siapkan penanganannya.
Semesta dari bahasan ini, adalah peringatan dini dari Rapat Terbatas Mitigasi Dampak Fenomena El Nino di Istana Merdeka (3/10). Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan el nino akan berlangsung sampai Februari 2024. Diperkirakan selesai pada Maret. Puncaknya yang diperkirakan sampai September 2023, ternyata pada Oktober justru semakin luas dan dalam dampaknya. 
 
Meskipun pada November 2023, angin monsoon basah dan dingin dari arah Asia akan bertiup ke selatan membelah udara nusantara, diharapkan mengurangi panas el nino. “Walaupun demikian, tetap harus waspada akan kekeringan yang berkepanjangan hingga awal tahun depan,” dia perpesan. Badan nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) sudah 244 kali menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) melalui udara, di berbagai provinsi.
 
Heat stres & Stres Oksidatif
El nino, membawa momok cekaman panas, alias heat stress yang pasti diikuti oleh stres oksidatif dalam tubuh ayam. Stres oksidatif memicu kematian sel. Banyaknya sel mati pada jaringan tubuh akan berakibat kemunduran fungsi jaringan. “Dampaknya luar biasa. Penelitian terbaru menyimpulkan stres oksidatif disertai kematian sel akan menginduksi respon peradangan yang awalnya bersifat lokal, namun dapat dengan cepat berlanjut menjadi sistemik,” ungkap Tony Unandar, Private Poultry Farm Consultant pada Indonesia Poultry Club (IPC) 2023, bertajuk 'Manajemen Perkandangan Unggas Hadapi El Nino'.
 
IPC kali ini digelar hybrid oleh TCOMM di arena ILDEX Indonesia - ICE, BSD City, Jumat, 22 September 2023. Disiarkan oleh AgristreamTV, menghadirkan 4 pembicara. Tony Unandar, Heri Irawan - Poultry Bussines Advisor dan Co-Founder PT Rumput Ilalang Hijau. Suhut - Technical Education and Consultation PT Medion Farma Jaya, dan Syahrir Akil – praktisi perunggasan dan Direktur Utama PT Bintang Sejahtera Bersama.
 
Heat stress, menurut Syahrir adalah kondisi tidak tercapai keseimbangan karena panas yang dihasilkan (heat production) dengan panas yang dikeluarkan (heat loss). Tony Unandar menyatakan, kasus heat stress pada ayam akan berlanjut dengan stres oksidatif dan diikuti dengan disbiosis. Disbiosis ini akan berlanjut menjadi peradangan yang gejala klinisnya ditemukan pada usus. Maka konfirmasi lapangan atas kasus heat stress dapat didiagnosa melalui pengamatan gejala klinis pada usus.
 
Melanjutkan presentasinya, heat stress mengurangi ketebalan lapisan lendir permukaan usus dan jumlah sel goblet (sel epitel khusus yang mengeluarkan musin intraepitel pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan) berkurang. Itu mengindikasikan pelumasan permukaan usus dan daya tahan permukaan usus menjadi lemah. Maka bakteri baik maupun jahat di saluran pencernaan akan panik. Mereka mengeluarkan sistem pertahanannya, dan bakteri patogen lebih agresif. Jumlah bakteri komensal usus menurun, terjadi disbiosis.
 
Tony menyebutkan pada 2022 pertama diketahui bahwa segala sesuatu yang menyebabkan stres pasti dapat mengakibatkan gangguan pada ekosistem mikroba usus. Pada disbiosis patogen tidak hanya membunuh lawannya tapi merusak juga merusak sel epitel. Metabolit bakteri patogen merusak ikatan antar sel epitelium yaitu protein claudin dan zona occludens. Maka jarak antar sel epitel akan merenggang, selanjutnya meradang. Usus yang meradang, berlanjut peradangan pada hati. Jika fungsi hati sudah payah, maka toksin dalam darah akan menumpuk (endotoksemia) karena gagal didetoksifikasi. Selanjutnya memicu inflamasi hipotalamik dan penghambatan ekspresi neuropeptida oreksigenik. Gejala yang terlihat, turun nafsu makan, terjadilah anoreksia. Jika berlanjut, berakhir dengan kematian. Ketika stres apapun penyebabnya, menurut Tony, akan terjadi disbiosis. Sebaliknya saat terjadi disbiosis akan mengakibatkan stres. Poros antara otak dan usus (gut – brain axis) sudah jelas diketahui mekanismenya, dan menentukan kualitas hidup ayam. 
 
Diagnosa
Stres yang diikuti disbiosis menyebabkan gangguan sistem imun dan peningkatan kematian sel. Perbaikan sistem imun dan penggantian sel yang mati itu memerlukan energi yang tinggi. Maka kondisi leaky guts dan disbiosis itu akan menggunakan banyak sekali energi.
 
“Maka kita lihat pada data kandang. Meskipun heat stress terjadi, efeknya tidak langsung. Karena kondisi kesehatan ayam berbeda-beda, maka pertama kali terlihat gangguan pada keseragaman ayam. Keseragaman akan turun tajam. Diikuti gangguan konversi pakan (Feed Convertion Ratio, FCR) karena nutrisi dimobilisasi untuk mengatasi kondisi yang tidak nyaman. Setelah itu baru terlihat gejala penurunan ADG dan kenaikan deplesi (mortalitas),” sebut Tony.
 
Gejala klinis dapat diamati secara akurat, melalui pengamatan penurunan bobot badan dan feses, termasuk bloodspot yang ditemukan pada usus broiler (ayam pedaging). “Sudah saya terapkan untuk pullet (ayam dara siap bertelur), hasilnya sama,” ujar dia. Penurunan bobot badan sampai dengan 5 %, termasuk pada gejala ringan (mild), 5 – 10 % termasuk sedang, dan di atas 10 % sudah pada level berat. 
 
Menurut Tony, sampel feses diambil dari area dekat inlet dan area dekat kipas. Masing-masing ditentukan 5 titik. Feses dinilai berdasar kualitas / penampakan dan teksturnya (normal, lembek, tidak beraturan, dan berair). Selanjutnya juga diamati dari keberadaan bloodspot.
 
Diagnosa lanjut heat stress dilakukan dengan pembedahan. “Perang” antar bakteri di permukaan usus merusak dinding usus. “Bagian yang paling terdampak adalah jejenum, karena paling aktif melakukan absorbsi. Kita ambil sampel usus dari bagian ujung, tengah dan pangkal jejenum masing-masing 5 cm. Kita hitung rata-rata jumlah spot darah dari sampel,” urai dia.
 
Radang pada permukaan usus dan rasio villi height (VH, tinggi villi) dibandingkan crypt depth (CD, kedalaman kripta). Sampel diambil masing-masing 3 ruas, dari bagian duodenum, jejenum dan ileum. Jika peradangan sampai pada mukosa, maka tergolong ringan. Sedangkan rasio VH : CD termasuk normal jika lebih dari 6. Gejala dianggap ringan jika rasio VH : CD antara 4-6.
 
Dampak Pada Manajemen
Menurut Syahrir, juga berdampak pada turunnya suplai air, yang utamanya untuk minum, sanitasi peralatan dan mencuci kandang kala periode istirahat. Sekarang terjadi chick in ditunda, dan ada yang chick in tapi kandangnya tidak dicuci karena kurang air. El nino juga  mempengaruhi pasokan listrik PLN yang masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Hal ini mengganggu produksi ayam karena banyak closed house yang mengandalkan listrik dari PLN.
Suhu ekstrim el nino meningkatkan konsentrasi debu, karena kelembabannya rendah. Jika debu masuk ke kandang, berpotensi mengganggu (mengiritasi) saluran pernapasan ayam. “Maka menerapkan sistem closed house sangat urgen kali ini. Karena memiliki sistem pengaturan suhu berupa cooling pad dan kipas,” sebut Syarir Akil.
 
Senada dengannya, Suhut menjelaskan, el nino membuat suhu lingkungan yang tinggi diikuti kelembaban yang rendah dan menyebabkan kadar debu udara tinggi. Level debu yang diijinkan di bawah 3,4 mg/m. Solusinya dengan mengoptimalkan kelembaban melalui pengaturan evaporator / cooling pad dan penambahan paranet pada bagian luar inlet. Pengaturan cooling pad yang tepat berdasarkan kecepatan udara minimal, batas Relative Humidity (RH), target suhu cooling pad, dan durasi sekuens on – off nya.
 
Panasnya udara luar, dikatakan Syahrir akan menghangatkan air minum di penampungan. Water intake, terancam turun, tentu disertai dengan feed intake yang juga drop. Biasanya, peternak memberikan vitamin C secara tepat dosis dan tepat waktu. Sayangnya, vitamin C seringkali diberikan saat atau setelah konsumsi turun, jadi tidak terminum ayam. Seharusnya peternak mengantisipasi, saat suhu panas diprediksi memburuk, sebelum terjadi penurunan intake harusnya sudah diberikan vitaminnya. Kerugian ekonominya, jika bobot panen selisih 2 ons saja dari standar dan harga livebird (LB) Rp 20 ribu/kg, akan rugi Rp 2.000 per ons LB.
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 289/ Oktober 2023
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain